free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Masih Punya Utang Puasa Ramadan, Bolehkah Puasa di 1 Muharram? Ini Hukumnya

Penulis : Mutmainah J - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi puasa. (Foto dari Pixabay)

JATIMTIMES - Sebentar lagi, umat Islam akan menyambut Tahun Baru Islam 2025 atau 1 Muharram 1447 Hijriah. Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram (suci), termasuk bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, dan Rajab.

Hal ini disampaikan dalam sabda Rasulullah SAW berikut.

Baca Juga : Keutamaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Islam, Berikut Penjelasannya

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu." (QS. At-Taubah 9:36)

Pada momen 1 Muharram, umat islam dianjurkan untuk melaksanakan amalan ibadah pada Muharram. Salah satu amalan sunah yang dianjurkan adalah berpuasa. 

Namun pertanyaannya, jika seseorang masih memiliki utang puasa di bulan Ramadan, apakah boleh melakukan puasa sunah 1 Muharram? 

Hukum Puasa 1 Muharram Bagi yang Masih Memiliki Utang Puasa Ramadan

Buya Yahya dalam unggahan YouTube yang berjudul “Bolehkah Puasa Muharram Tetapi Masih Punya Utang Puasa Wajib?” menjelaskan mengenai dua hal.

Pertama, jika meninggalkan puasa wajib secara disengaja maka tidak diperbolehkan melakukan puasa sunnah, harus membayar puasa wajib terlebih dahulu.

Kedua, Jika meninggalkan puasa wajib karena uzur, seperti sakit, hamil, melahirkan, menyusui maka diperbolehkan melakukan puasa sunnah, dengan catatan masih mempunyai kesempatan untuk membayar utang wajib tersebut.

Tetapi, Ia meneruskan, lebih utama untuk membayar puasa wajib terlebih dahulu.

“Ada petunjuk yang lebih enak lagi, bayar satu dapat dua. Jadi yang punya utang, nanti pas tanggal 9 dan 10 lakukan puasa bayar utang. Karena, bayar utangnya pas tanggal itu maka akan mendapatkan puasa sunnah juga,” ucap Buya Yahya, dikutip Rabu (25/6/2025). 

Kemudian, tidak boleh menggabungkan antara niat puasa wajib dengan puasa sunnah, tetapi puasa sunnah boleh dengan puasa sunnah.

“Kalau puasa sunnah dengan sunnah niatnya boleh digabung, walaupun sunnahnya sama-sama sunnah berat rawatib,” tuturnya lagi.

Baca Juga : 7 Tradisi Unik Malam 1 Suro di Jawa Timur, dari Festival Gunung Kawi hingga Grebeg Reog

Buya Yahya menegaskan bahwa puasa Asyura yang digabung dengan qadha puasa Ramadan hanya dikerjakan dengan satu niat saja, yakni niat qadha puasa Ramadan. Berbeda dengan puasa sunnah yang digabung dengan puasa sunnah lainnya, maka niat puasanya dapat digabung.

"Jadi bayarnya niatnya bayar utang, tidak boleh di-double, yang di-double tidak sah. Jadi puasa sunnah tidak boleh di-double dengan puasa fardhu (qadha wajib). Tapi puasa sunnah boleh digabung dengan puasa sunnah," tutur Buya Yahya.

"Misalkan tanggal 9 Tasua, 9 kan hari senin anda boleh plus. Saya ingin puasa Tasua sama puasa Senin," katanya.

Niat Puasa Qadha Ramadan (Puasa Asyura)

Bagi sobat JatimTIMES yang ingin menggabungkan puasa Asyura dengan qadha Ramadan, maka dapat melafalkan niat puasa qadha. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadāna lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT."

Demikian penjelasan lengkap mengenai hukum puasa Asyura jika masih ada utang puasa Ramadan. Semoga bermanfaat!