free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Serba Serbi

7 Tradisi Unik Malam 1 Suro di Jawa Timur, dari Festival Gunung Kawi hingga Grebeg Reog

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Gebyar 1 Suro di Gunung Kawi. (Foto: Instagram @gunungkawistory)

JATIMTIMES - Masyarakat Jawa Timur punya cara tersendiri dalam menyambut malam 1 Suro, yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Tahun ini, malam 1 Suro akan berlangsung mulai Kamis malam, 26 Juni 2025, hingga Jumat sore, 27 Juni 2025.

Pergantian tahun Jawa ini dianggap sakral, sehingga berbagai daerah di Jawa Timur masih menjaga tradisi leluhur yang penuh makna. Mulai dari ritual spiritual, doa bersama, hingga kirab pusaka. Setiap wilayah punya keunikan masing-masing.

Baca Juga : Wamenkop Ferry: Koperasi Merah Putih Beroperasi Mulai Oktober 2025

Berikut ini tujuh tradisi malam 1 Suro yang masih lestari di berbagai daerah Jawa Timur:

1. Festival 1 Suro Gunung Kawi, Malang

Gunung Kawi di Malang dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan spiritual menjelang 1 Suro. Setiap tahunnya, kawasan ini dipadati peziarah yang ingin mengikuti serangkaian prosesi sakral yang diadakan oleh Pelasti (Perkumpulan Pelestari Adat Budaya).

Agenda festival tahun ini cukup lengkap. Mulai dari kirab pusaka dan sedekah gunung yang berlangsung 26 Juni 2025 di Padepokan Djoego, ritual jamasan atau pembersihan benda pusaka, hingga pementasan seni dan wayang kulit semalam suntuk. Selain menjadi simbol pelestarian budaya, tradisi ini juga diyakini membawa berkah dan keselamatan.

2. Grebeg Suro Ponorogo

Di Ponorogo, malam 1 Suro menjadi ajang perayaan budaya besar bertajuk Grebeg Suro. Acara ini dimeriahkan dengan Festival Reog Nasional, pawai budaya, kirab pusaka, hingga doa bersama.

Masyarakat menggelar tradisi ini sebagai wujud syukur dan harapan agar diberikan perlindungan sepanjang tahun. Tradisi ini juga memperkuat identitas Ponorogo sebagai kota budaya yang kaya warisan leluhur.

3. Tirakatan 

Tradisi tirakatan juga umum dilakukan di banyak wilayah Jawa Timur saat malam 1 Suro. Masyarakat biasanya berkumpul di masjid, mushola, atau rumah-rumah untuk berdoa bersama.

Tirakatan menjadi momen perenungan dan introspeksi atas perjalanan hidup selama setahun terakhir. Masyarakat melakukan tirakatan dengan tujuan memohon ampunan, keselamatan, dan kekuatan dalam menghadapi tahun baru Jawa. 

4. Ruwat Agung Nuswantoro di Mojokerto

Mojokerto punya tradisi unik bernama Ruwat Agung Nuswantoro yang rutin digelar sejak 1959. Tradisi ini berfokus pada ritual pembersihan pusaka seperti keris, tombak, dan pedang untuk menghilangkan energi negatif.

Setelah dijamas, pusaka-pusaka ini diserahkan secara simbolis kepada Bupati dan jajaran Forkopimda. Acara ini menjadi lambang penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca Juga : Melihat Berbagai Mitos Mistis Gunung Rinjani, Tuai Sorotan Usai Juliana Marins Tewas Saat Melakukan Pendakian

5. Ritual Gunung Lawu

Gunung Lawu menjadi tujuan ziarah bagi banyak orang pada malam 1 Suro. Tidak hanya warga lokal, pendaki dari luar daerah juga datang untuk menjalankan ritual spiritual di gunung yang dikenal memiliki aura mistis ini.

Mereka percaya, malam 1 Suro adalah waktu yang tepat untuk berkomunikasi batin dengan leluhur dan memohon petunjuk. Meski penuh unsur supranatural, tradisi ini merupakan bagian dari pelestarian kearifan lokal yang masih dijaga hingga kini.

6. Jamasan Keris Pusaka di Surabaya

Di Surabaya, malam 1 Suro sering kali digunakan sebagai waktu untuk menjamas atau memandikan keris pusaka. Ritual ini diyakini mampu menjaga kekuatan pusaka dan mengusir energi negatif.

Sesajen seperti kopi pahit, kemenyan, telur ayam kampung, pisang raja, dan bunga melati biasanya melengkapi prosesi ini. Selain bentuk penghormatan pada warisan budaya, tradisi ini juga dipercaya memperkuat hubungan spiritual antara manusia dan leluhur.

7. Baritan di Lereng Gunung Raung, Banyuwangi

Warga di lereng Gunung Raung, Banyuwangi, menggelar tradisi Baritan sebagai bentuk tolak bala pada malam 1 Suro. Acara ini digelar di pelataran kampung dengan sajian makanan dalam takir daun pisang.

Setelah pembacaan doa bersama, makanan disantap secara gotong royong sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur. Tradisi ini menggambarkan kuatnya nilai spiritual dan budaya lokal yang terus dijaga masyarakat setempat.

Itulah berbagai tradisi unik malam 1 Suro di Jawa Timur. Semoga informasi ini menambah khazanah pengetahuan budaya kamu ya.