free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

BPJS Ketenagakerjaan Lindungi Kontingen Kabupaten Kediri di Porprov Jatim IX

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana (paling kanan), menyerahkan secara simbolis kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam acara pelepasan kontingen Kabupaten Kediri menuju Porprov IX Jawa Timur 2025.

JATIMTIMES – Di balik semangat juang dan sorak-sorai kompetisi olahraga, ada satu hal penting yang tak boleh luput: perlindungan atas keselamatan dan masa depan para atlet. Pemerintah Kabupaten Kediri bersama BPJS Ketenagakerjaan menjawab kebutuhan itu dengan langkah nyata. Sebanyak 530 atlet dan ofisial kontingen Porprov Jawa Timur IX 2025 dari Kabupaten Kediri kini terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan, menyandang perlindungan melalui dua program utama: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

Langkah tersebut dipastikan oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Kediri, Muhamad Abdurrohman Sholih, sebagai bentuk keseriusan lembaganya dalam melindungi para pekerja di sektor nonformal, termasuk atlet dan pelatih yang memiliki risiko tinggi dalam aktivitasnya. “Kami melihat peran atlet sebagai profesi yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap cedera. Maka, perlindungan sosial menjadi bagian penting dari keberlangsungan karier mereka,” ujarnya.

Baca Juga : Pemkot Surabaya Targetkan Pasangan Nikah Siri Diisbatkan 2025

Pendaftaran ratusan atlet ini dilakukan melalui koordinasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri. Bagi para peserta, jaminan ini berarti tidak hanya perlindungan saat bertanding, tetapi juga saat menjalani latihan rutin yang tak jarang penuh risiko fisik.

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, yang akrab disapa Mas Dhito, menyebut kerja sama ini sebagai bagian dari tanggung jawab moral pemerintah daerah. Ia menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Kediri tak ingin atletnya hanya dipandang sebagai alat meraih prestasi, tetapi juga sebagai manusia yang layak mendapatkan jaminan dan perlindungan sosial. “Kami ingin memastikan mereka bertanding dengan tenang, tanpa rasa khawatir akan risiko yang mungkin terjadi. Ini bukan hanya soal medali, tapi juga penghormatan terhadap perjuangan mereka,” tuturnya.

Pihak BPJAMSOSTEK menjelaskan bahwa dengan kepesertaan ini, para atlet dan pelatih memperoleh hak atas pembiayaan pengobatan dan perawatan secara penuh apabila mengalami cedera saat bertanding maupun berlatih. Tidak hanya itu, manfaat santunan untuk cacat tetap atau risiko kematian juga akan diberikan kepada ahli waris jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

Sinergi ini mendapat respons positif dari kalangan pelatih dan ofisial yang mengaku merasa lebih tenang. Perlindungan jaminan sosial dinilai sebagai hal yang sangat dibutuhkan, mengingat tidak semua atlet memiliki akses pada layanan asuransi mandiri. Beberapa pelatih bahkan menyebut langkah ini sebagai “pelengkap penting dari persiapan fisik dan mental menuju ajang kompetisi.”

Lebih jauh, keberpihakan Pemerintah Kabupaten Kediri pada aspek kesejahteraan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi kabupaten dan kota lain di Jawa Timur. Mas Dhito menginginkan agar skema ini menjadi bagian integral dari sistem pembinaan olahraga di daerah. “Jika kita ingin mencetak atlet unggul dan profesional, kita juga harus membangun ekosistem yang menjamin keselamatan dan masa depan mereka,” katanya.

Baca Juga : Kontingen Kabupaten Malang Borong 4 Medali Emas dan Perak Pada Cabor Grasstrack Porprov Jatim IX 2025

Porprov Jatim IX sendiri merupakan ajang bergengsi yang mempertemukan ribuan atlet dari berbagai penjuru provinsi. Di tengah panasnya persaingan, Kabupaten Kediri hadir bukan hanya dengan target medali, tapi juga membawa pesan kuat: prestasi dan perlindungan harus berjalan beriringan.

Melalui kolaborasi ini, pemerintah dan lembaga jaminan sosial menegaskan bahwa kesejahteraan atlet bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Atlet tidak lagi bertanding sendiri; mereka kini memiliki payung perlindungan yang akan menyertai langkah mereka, dari lapangan pertandingan hingga masa depan yang lebih terjamin.