free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Bangun Ruang Edukasi Sejarah dan Budaya Lokal Bumi Panjalu, Pemkab Kediri pre - Launching Museum Daerah

Penulis : Eko Arif Setiono - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Pemkab Kediri menggelar pameran temporer bertajuk pre-launching museum daerah.

JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Kediri mulai mengenalkan wajah baru kebudayaan daerah melalui pre-launching Museum Daerah yang digelar selama lima hari mulai 17-21 Juni 2025. Bertempat di Gedung Museum dan Kesenian Kabupaten Kediri Desa Menang Kecamatan Pagu acara ini menjadi langkah awal membangun ruang edukasi sejarah dan budaya lokal Bumi Panjalu.

Pameran ini bersifat temporer dan dibuka untuk umum, dengan target utama pelajar dan komunitas masyarakat. Pengunjung dapat melihat langsung koleksi bersejarah dan kekayaan budaya takbenda, termasuk peninggalan kerajaan kuno, literasi aksara kuna, wastra Nusantara, hingga kesenian rakyat seperti jaranan dan permainan tradisional.

Baca Juga : Pangeran Pekik, Amangkurat II, dan Lahirnya Kartasura: Sebuah Warisan Surabaya

Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa yang hadir dalam pameran tersebut menyampaikan bahwa museum ini akan menjadi ruang penting bagi masyarakat untuk mengenal dan mencintai budaya lokal sejak dini. Mbak Dewi menekankan pentingnya pelestarian kekayaan sejarah, termasuk jejak industri pertanian masa lalu yang mengakar kuat di Kediri.

"Warisan budaya kita luar biasa. Ada jejak kerajaan, pertanian, hingga pabrik gula tua di Pare. Dan budaya seperti jaranan, yang sejak kecil saya lihat di desa, harus terus dirawat," ungkap Mbak Dewi.

Museum ini juga menjadi wadah penyatuan narasi sejarah yang sebelumnya tersebar di berbagai situs dan wilayah di Kabupaten Kediri. "Agenda hari ini adalah pre-launching museum daerah, ini masih aliran temporer. Terbuka untuk umum, terutama pelajar dan masyarakat. Harapannya agar semua bisa datang ke sini melihat langsung isi pameran," imbuhnya. 

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi menuturkan, bahwa museum nantinya akan menghadirkan kilas balik perjalanan sejarah Kediri dalam satu ruang terpadu. Salah satu koleksi yang dipamerkan saat pre-launching adalah kepala Buddha satwa dari era Kerajaan Mataram Kuno. 

"Sebagian besar koleksi asli memang berada di museum nasional. Tapi kita hadirkan replikanya di sini, agar masyarakat tetap bisa belajar dan menikmati sejarahnya," jelasnya.

Kepala Bidang Museum dan Purbakala Disbudpar Kabupaten Kediri, Eko Priyatno, menjelaskan bahwa dua koleksi andalan museum ini adalah arca kepala Buddha dan arca Siwa Catur Muka, yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Keduanya ditemukan warga secara tidak sengaja dan kemudian diselamatkan melalui ekskavasi resmi.

"Arca-arca ini menjadi penanda penting bahwa Kediri memiliki sejarah panjang yang tidak boleh terlupakan. Kita akan hadirkan lebih banyak koleksi saat grand launching akhir tahun nanti,"kata Eko.

Baca Juga : Kalender Jawa Weton Rabu Legi 18 Juni 2025: Karakter, Rezeki, hingga Jodoh

Lebih dari sekadar ruang pajang benda, museum ini dirancang menjadi pusat riset dan pendidikan sejarah. Eko menyebut bangunan museum didesain modern namun tetap membawa nuansa historis, dengan akses ramah bagi pengunjung dari dalam maupun luar daerah.

Sebagai bagian dari penguatan ekosistem budaya, panitia juga menggelar dua acara pendamping, yakni diskusi Perfilman Kediri pada 18 Juni bersama komunitas film lokal, serta Ngaji Reco atau kajian arca pada 20 Juni bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur.

Pemerintah Kabupaten Kediri berharap museum ini menjadi kebanggaan baru warga, sekaligus simbol upaya pelestarian budaya lokal. 

"Melalui pre-launching ini, masyarakat diundang untuk terlibat aktif, memberikan masukan, dan turut menjaga warisan leluhur agar terus hidup di tengah zaman modern," tandasnya.(adv)