JATIMTIMES – Upaya pencarian balita berusia 1 tahun 10 bulan yang diduga hanyut di saluran air Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, terus dilakukan. Senin (19/5/2025), tim gabungan dari SAR, BPBD, TNI, Polri, dan relawan kembali dikerahkan untuk menyisir area sekitar tempat kejadian. Fokus pencarian kini diarahkan ke sungai kecil di bawah saluran air, yang diduga menjadi jalur hanyutnya korban.
Sekitar 50 personel terlibat dalam operasi pencarian hari kedua ini. Mereka tak lagi hanya menyisir permukaan, tapi langsung turun ke aliran sungai menggunakan alat bantu apung. Koordinator Unit Siaga SAR Malang, Yoni Fariza, menyebutkan bahwa strategi pencarian memang diubah setelah evaluasi lapangan.
Baca Juga : Meta Angkat Bicara soal Grup Fantasi Sedarah di Facebook yang Bikin Geger
“Tim memang membawa perahu karet, tapi karena medan yang sempit dan banyak pusaran air, kami lebih efektif menggunakan alat apung dan masuk langsung ke sungai kecil,” ujarnya saat dikonfirmasi di lokasi pencarian.
Menurut Yoni, aliran air dari lokasi kejadian mengarah ke sebuah sungai kecil yang jaraknya sekitar 100 meter dari titik awal. Di sungai inilah pencarian difokuskan hari ini, terutama ke arah barat dengan panjang aliran mencapai 500 meter. Beberapa dam dan pusaran air di sepanjang jalur itu diduga bisa menjadi tempat korban tersangkut.
“Target kami hari ini, sungai kecil harus klir. Kami akan evaluasi siang nanti, dan bila belum ditemukan, akan dilanjutkan ke aliran Sungai Brantas,” lanjutnya.
Sungai Brantas menjadi titik krusial, karena merupakan muara dari sungai kecil yang kini disisir. Untuk itu, tim SAR telah membuka Posko Pencarian di Desa Bendosari, Sanankulon, yang letaknya strategis dekat dengan Sungai Brantas sekaligus dekat jalur sungai kecil.
“Kalau hasil di sungai kecil nihil, kami akan lanjutkan pencarian di Brantas. Satu perahu karet sudah standby,” imbuh Yoni.
Sementara itu, suasana di rumah korban masih diselimuti duka mendalam. Sejak Minggu (18/5/2025) sore, balita berinisial MA, warga Desa Kalipucung, dinyatakan hilang usai diduga hanyut di selokan depan rumahnya saat bermain hujan bersama sepupunya, D (5).
Iptu Samsul Anwar, Kasi Humas Polres Blitar Kota, menjelaskan kronologi kejadian bermula saat ibu korban sedang memperbaiki kompor di dapur. Saat itu, korban bermain di samping rumah. Sekitar pukul 13.30 WIB, sang ibu masih sempat melihat anaknya bermain hujan-hujanan bersama D.
Namun setengah jam berselang, saat dipanggil, korban tidak menyahut. Kepanikan muncul saat si ibu tidak menemukan anaknya di sekitar rumah. Saat ditanya, sepupu korban mengatakan MA berjalan ke arah selokan depan rumah. Waktu itu, arus air sangat deras karena hujan baru saja mengguyur.
Baca Juga : Tergerus Hujan Lebat, Pelengsengan Teknis di Tulungrejo Kota Batu Ambrol
“Selokan itu cukup kecil, hanya sekitar 60 cm, tapi saat hujan deras bisa penuh dan deras alirannya. Itu yang kami duga menyeret korban,” kata Samsul.
Pencarian sejak Minggu sore hingga malam belum membuahkan hasil. Kondisi cuaca dan arus deras menjadi tantangan utama. Senin pagi, pencarian pun dilanjutkan dengan skala yang lebih besar dan strategi berbeda.
Sampai berita ini ditulis, tim gabungan masih menyisir area sungai kecil. Di lokasi, suasana penuh harap dan tegang terasa. Warga, relawan, dan keluarga korban berjaga di pinggiran sungai, menanti kabar apapun dari tim pencari.
Tragedi ini kembali menjadi peringatan serius bagi masyarakat tentang bahaya saluran air saat hujan. Anak-anak yang bermain tanpa pengawasan sangat rentan terhadap kecelakaan tragis seperti ini. Warga berharap pemerintah desa bisa segera melakukan tindakan preventif, seperti memasang penutup selokan atau pagar pengaman di sekitar permukiman.
Pencarian akan terus dilanjutkan hingga korban ditemukan. Tim SAR masih membuka semua kemungkinan, termasuk korban terbawa hingga aliran sungai besar. Doa dan harapan masih menggantung di udara Sanankulon. Sementara waktu terus berjalan, dan air terus mengalir deras.