free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Tekno

Langkah Strategis Cegah Kebocoran Data Pribadi Menurut Berbagai Ahli 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi hacker. (Foto: iStock)

JATIMTIMES - Di tengah derasnya arus digitalisasi, kehidupan era kini tak bisa dipisahkan dari internet. Belanja, belajar, bekerja, hingga bersosialisasi kini bisa dilakukan dalam satu sentuhan di layar ponsel. Namun, di balik kemudahan ini, ada bahaya besar yang kerap luput dari perhatian yakni kebocoran dan penyalahgunaan data pribadi.

Tanpa sadar, setiap orang telah membagikan begitu banyak informasi penting ke dunia maya. Mulai dari nama lengkap, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, hingga dokumen keuangan seperti nomor rekening dan KTP. Ironisnya, makin canggih teknologi, makin canggih pula modus kejahatan digital yang mengintai.

Baca Juga : Bisa Cegah Aura Positif, Feng Shui Sarankan 4 Barang ini Tidak Boleh Ada Diatas Kasur

Brand Manager platform fintech lending AdaKami, Jonathan Kris, menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dalam menjaga data pribadi.

“Penyalahgunaan data bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari pencurian identitas hingga penyebaran informasi sensitif yang bisa merugikan pengguna secara finansial maupun psikologis,” ujarnya Jonathan, dikutip Suara.com, Minggu (18/5/2025). 

Kejahatan siber kini bukan lagi hal baru. Data pribadi yang bocor bisa digunakan untuk berbagai aksi jahat. Mulai dari peretasan akun, penipuan, pemerasan, hingga pembobolan rekening. 

Meski berbagai perbankan digital sudah memiliki keamanan berlapis, namun setiap individu tetap memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan data mereka sendiri. Oleh karenanya JatimTIMES rangkum sejumlah tips sederhana namun penting untuk menjaga keamanan saat berselancar di dunia maya.

Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan pengguna agar tetap aman di dunia digital, dilansir dari laman resmi Universitas Tenokrat Indonesia:

1. Gunakan Password yang Kuat dan Unik

Kebiasaan menggunakan password sederhana seperti "123456" atau "password" ternyata masih banyak ditemukan. Padahal, itu sama saja membuka pintu bagi peretas.

Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol yang tidak mudah ditebak. Selain itu, penting untuk menggunakan password yang berbeda untuk setiap akun. Jika kesulitan mengingat, kamu bisa menggunakan password manager untuk membantu menyimpan dengan aman.

2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)

Fitur ini menjadi pertahanan ekstra jika password utama kamu bocor. Dengan 2FA, pengguna akan diminta memasukkan kode verifikasi kedua yang biasanya dikirimkan lewat SMS atau email.

Meski seseorang tahu password kamu, mereka tetap tidak bisa masuk ke akun tanpa kode ini. Ini adalah lapisan keamanan yang wajib diaktifkan, terutama untuk akun penting seperti email, media sosial, dan aplikasi perbankan.

3. Jangan Asal Klik Link Mencurigakan

Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam kejahatan siber adalah phishing. Modusnya sederhana: mengirim email atau pesan seolah-olah dari pihak resmi dan meminta kamu mengklik tautan tertentu.

Link ini bisa saja mengarah ke situs palsu yang menjebak kamu untuk memasukkan informasi pribadi. “Jangan pernah memberikan data pribadi, OTP, atau melakukan pembayaran ke rekening pribadi atas nama oknum. Ini jelas modus penipuan,” tegas Jonathan.

4. Update Sistem dan Aplikasi Secara Rutin

Pembaruan sistem bukan hanya soal fitur baru, tapi juga memperbaiki celah keamanan. Hacker kerap memanfaatkan celah di sistem lama untuk menyusup.

Pastikan ponsel, aplikasi, dan sistem operasi yang kamu gunakan selalu dalam versi terbaru. Ini bisa menjadi garis pertahanan pertama dalam menjaga data tetap aman.

5. Hati-Hati dengan Informasi Pribadi di Media Sosial

Di era medsos, membagikan momen jadi hal lumrah. Tapi hati-hati, informasi seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, atau alamat bisa digunakan pelaku untuk menjawab pertanyaan keamanan di akun pentingmu.

“Bijaklah dalam mengunggah informasi pribadi, meskipun terlihat sepele,” kata Jonathan.

6. Label Paket Belanja Juga Harus Dihancurkan

Label pengiriman di paket belanja online sering dianggap remeh. Padahal, informasi seperti nama, alamat, dan nomor telepon yang tertera bisa dimanfaatkan untuk kejahatan.

Sebelum membuang paket, pastikan labelnya sudah dirusak atau dihapus dengan benar. Langkah kecil ini bisa jadi penyelamat besar.

7. Waspadai Tawaran Hadiah dan Voucher Gratis

Tawaran menggiurkan yang meminta data pribadi sebaiknya langsung dicurigai. Bisa jadi itu jebakan phishing.
Selalu pastikan kamu hanya mengisi data di situs resmi, dan pastikan ponsel atau komputermu sudah dilengkapi antivirus yang diperbarui.

Baca Juga : Perspektif Islam: Ketika Jin Jatuh Cinta kepada Manusia

8. Jangan Lakukan Transaksi via Wi-Fi Publik

Wi-Fi gratis di kafe atau tempat umum memang menggoda. Tapi ingat, koneksi ini rentan diretas. Jangan gunakan jaringan publik untuk mengakses akun perbankan atau informasi sensitif.

Kalau terpaksa, gunakan VPN untuk mengamankan koneksi. Lebih baik lagi, gunakan jaringan pribadi atau data seluler untuk urusan penting.

9. Abaikan Customer Service Palsu

Modus penipuan terbaru: mengaku sebagai CS dari platform tertentu, menawarkan bantuan lalu meminta data pribadi lewat jalur tidak resmi.

“Transaksi resmi hanya dilakukan di dalam platform e-commerce atau aplikasi resmi,” tegas Jonathan.

10. Jangan Asal Instal Aplikasi

Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dalam panduan “Mobile Device Best Practices” mengingatkan pengguna agar lebih selektif saat mengunduh aplikasi.

Unduh hanya dari toko resmi seperti Play Store atau App Store. Hindari aplikasi yang meminta akses berlebihan, apalagi jika fungsinya tidak relevan, misalnya aplikasi kalkulator yang minta akses ke mikrofon dan kamera.

NSA juga menyarankan untuk tidak melakukan rooting atau jailbreak ponsel, karena bisa membuka celah keamanan yang seharusnya tertutup.

11. Matikan Bluetooth dan Wi-Fi Saat Tidak Digunakan

Bluetooth dan Wi-Fi yang menyala terus-menerus bisa jadi pintu masuk bagi peretas. NSA menyarankan agar kedua fitur ini dimatikan saat tidak digunakan. Termasuk menghapus daftar jaringan Wi-Fi yang sudah tidak terpakai.

“Juga, jangan pernah membuka attachment atau link dari email tak dikenal,” tegas NSA, dikutip dari Phone Arena, Minggu (18/5/2025).

12. Restart Ponsel Secara Berkala

Saran sederhana tapi ampuh dari NSA adalah restart ponsel setidaknya seminggu sekali. Ini bisa membantu menghapus cache, menghentikan aplikasi latar belakang yang mencurigakan, dan menyegarkan sistem.

13. Jangan Sembarangan Mengisi Daya

Pengisian daya di tempat umum seperti bandara atau kafe bisa membahayakan. Gunakan charger dan kabel asli dari produsen tepercaya. Hindari charger publik karena berpotensi digunakan untuk mencuri data.

14. Hiraukan Pesan Pop Up

Perlu diingat ketika kamu menerima pesan pop up sebaiknya dihiraukan saja, karena kemungkinan menyimpan bahaya. "Jika sampai muncul, langsung force close semua aplikasi yang sedang terbuka," kata NSA.

15. Matikan Lokasi 

NSA menyarankan untuk tidak melakukan jailbreak (untuk iPhone) dan root (untuk Android). Sedangkan untuk Location Services, NSA menyarankan agar sebaiknya dimatikan jika sedang tak digunakan. 

Demikian berbagai tips agar data pribadi tidak bocor dan mengamankan data dari berbagai aksi kejahatan, mulai dari peretasan akun, penipuan, pemerasan, hingga pembobolan rekening.

Gaya hidup digital memang menawarkan kemudahan luar biasa, tetapi juga menuntut kehati-hatian ekstra. Sebab, sekali data bocor, risikonya bisa sangat besar. Bukan hanya kehilangan uang, tapi juga identitas. Jadi, yuk mulai lebih bijak berselancar di dunia maya. Semoga informasi ini bermanfaat.