JATIMTIMES - Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) melakukan uji coba program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Program ini didanai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Ketua Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat Fakultas Vokasi UB Susenohaji menyampaikan, program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah ini merupakan sebuah inovasi dalam mengembangkan digitalisasi di desa wisata. Untuk Desa Wisata Gubugklakah, terdapat 80 titik aset yang saat ini tengah dilakukan uji coba oleh Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Vokasi UB.
Baca Juga : Lewat Program Ini, Mahasiswa BINUS Malang Dongkrak UMKM Naik Kelas ke Pasar Ekspor
Akademisi yang akrab disapa Aji ini menjelaskan, 80 titik aset yang dilakukan digitalisasi terdiri dari berbagai jenis aset. Di antaranya aset sumber daya alam; aset wisata dan edukasi; aset seni dan budaya; serta aset kuliner. Semua aset tersebut terangkum dengan baik hanya dalam sebuah barcode yang nantinya terpasang di masing-masing titik destinasi wisata di Desa Wisata Gubugklakah.
Aji menjelaskan, adanya program digitalisasi aset di Desa Wisata Gubugklakah yang didanai oleh Kemenristekdikti RI dan LPDP Kementerian Keuangan RI ini merupakan salah satu alternatif hiburan dan sarana edukasi wisata yang menarik untuk para pengunjung kawasan Desa Wisata Gubugklakah.
"Kami mencoba memberikan alternatif hiburan lain bagi pengunjung agar mereka bisa mengetahui secara umum destinasi wisata yang dikunjungi melalui scan barcode," jelas Aji di sela-sela uji coba pemasangan tag barcode di Rest Area Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Sabtu (17/5/2025).
Dosen sekaligus ketua Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) Fakultas Vokasi UB ini menambahkan, program digitalisasi aset di Desa Wisata Gubugklakah ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kunjungan dan pendapatan warga dari sektor pariwisata.
Diketahui, tahun 2019 lalu, pendapatan Desa Wisata Gubugklakah mencapai lebih dari Rp 19 milliar melalui penjualan berbagai macam paket wisata. Sehingga program digitalisasi aset di Desa Wisata Gubugklakah ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan serta melakukan modernisasi dan digitalisasi di Desa Wisata Gubugklakah.
"Saya bermimpi di sini ada training center. Harapannya Desa Wisata Gubugklakah nantinya dapat menjadi role model desa wisata secara nasional untuk mengintegrasikan teknologi digital, karena di sini akan menjadi pionir program digitalisasi aset desa wisata," jelas Aji.
Jika nantinya program digitalisasi aset di Desa Wisata Gubugklakah ini berhasil dalam tahap uji coba dan diluncurkan secara resmi, itu diharapkan akan menjadi rujukan desa wisata di Indonesia untuk program digitalisasi aset desa wisata.
"Jadi nantinya, kalau ada desa wisata yang ingin melakukan digitalisasi, silakan ke Desa Wisata Gubugklakah untuk belajar lebih dalam. Karena nantinya saya bercita-cita di Desa Wisata Gubugklakah dan Desa Wisata Sanankerto (Boonpring) Turen akan ada tempat training center untuk pelatihan digitalisasi aset desa wisata," kata Aji.

Alasan dipilihnya Desa Wisata Gubugklakah dan Desa Wisata Sanankerto Boonpring menjadi dua lokasi training center program digitalisasi aset desa wisata dikarenakan keduanya memiliki soliditas tim dan kelembagaan yang baik.
Baca Juga : Lewat Perjusa 2025, MTsN 2 Kota Malang Cetak Pemimpin Muda yang Tangguh
"Kenapa Desa Wisata Gubugklakah dan Boonpring, karena menurut kami dari sekian banyak desa di Kabupaten Malang, hanya dua desa itu yang menurut kami cocok untuk melanjutkan program ini. Karena keduanya memiliki soliditas tim yang tinggi dan kelembagaan yang bagus," beber Aji.
Ke depan, untuk program digitalisasi aset di Desa Wisata Gubugklakah, rencananya Juni 2025 mendatang akan dilakukan soft launching dan rencananya akan melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Dirinya berharap, Pemkab Malang dapat bersedia berkolaborasi untuk mengembangkan program digitalisasi aset desa wisata di seluruh Kabupaten Malang.
"Sedangkan nanti pada Agustus 2025 akan dilakukan grand launching dan program ini akan dipamerkan di depan gubernur Jawa Timur dan jajaran perangkat daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur," kata Aji.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Gubugklakah sekaligus Ketua Lembaga Desa Wisata Gubugklakah Purnomo Anshori menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Vokasi UB yang telah melakukan uji coba program digitalisasi aset di Desa Wisata Gubugklakah.
Menurut dia, hal ini merupakan program yang bagus dan berkelanjutan. Pasalnya, program digitalisasi aset desa wisata ini dapat menjadi titik awal untuk mengembangkan berbagai sektor wisata di kawasan Desa Wisata Gubugklakah.
"Terima kasih atas kehadiran Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat Vokasi UB yang telah mengembangkan program digitalisasi aset dan bekerja sama dengan Desa Wisata Gubugklakah," ungkap Purnomo.