JATIMTIMES.COM - Tak hanya terkenal dengan panorama alamnya yang memukau, Bondowoso juga mulai mencuri perhatian sebagai daerah penghasil kopi unggulan. Reputasinya sebagai "Republik Kopi" bukan sekadar julukan, potensi kopi di kawasan dataran tinggi ini menjanjikan masa depan cerah, terutama bagi para petani lokal.
Melihat peluang besar tersebut, Ketua Patriot Ketahanan Pangan Ansor Pusat, Syafiq Syauqi melakukan kunjungan langsung ke wilayah pegunungan Ijen, termasuk Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin pada Kamis (16/5/2025).
Baca Juga : Gubernur Lemhannas Ziarah ke Makam Bung Karno
Gus Syafiq, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, dan peternakan yang digerakkan oleh para kader Ansor di wilayah tersebut.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan lahan di sekitar kawasan hutan agar produktif dan mampu meningkatkan skala ekonomi masyarakat.
“Jika skala pertanian masih kecil, kami siap mendorongnya naik kelas lewat kerja sama dengan Perhutani,” ungkapnya.
Patriot Ketahanan Pangan juga bersedia menjadi jembatan antara petani dan investor serta offtaker, agar hasil panen warga mendapat pasar yang layak. Kawasan Ijen, menurutnya, sangat cocok untuk pengembangan komoditas kopi yang menjadi kebanggaan Bondowoso.
Sementara itu, tokoh muda NU, Ubaidillah Amin, menambahkan bahwa banyak pemuda Nahdlatul Ulama di Bondowoso terlibat langsung dalam sektor pertanian, khususnya melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
“Kami hadir di sini untuk mendukung visi besar Presiden Prabowo dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional,” ucapnya.
Baca Juga : BMKG Juanda Rilis Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor di Jatim, Waspada Hingga 22 Mei 2025
Pihak Perhutani sendiri turut menaruh perhatian besar terhadap geliat pertanian kopi ini. Misbakhul Munir, Administratur KPH Perhutani Bondowoso, menyebut bahwa saat ini kopi Bondowoso telah dilirik oleh sejumlah pembeli besar dari berbagai daerah. Bahkan, Ansor direncanakan akan membangun gudang penyimpanan hasil panen yang akan mulai dipanen pada periode Juni hingga November mendatang.
Perhutani menargetkan produksi kopi tahun 2025 bisa mencapai Rp3,5 hingga Rp5 miliar, dengan lahan aktif seluas 10.000 hektare. Selain itu, sekitar 12.000 hektare lahan lainnya tengah ditanami kopi muda yang kelak diharapkan ikut menyumbang produksi.
“Potensinya masih jauh lebih besar, mengingat banyak tanaman kopi baru yang mulai tumbuh,” pungkas Munir.