free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Viral Grup Facebook Fantasi Sedarah, Kini Ganti Nama Jadi Suka Duka dan Menghilang

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Salah satu unggahan anggota grup Suka Duka. (Foto: tangkapan layar Facebook)

JATIMTIMES - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan munculnya grup komunitas ‘Fantasi Sedarah’ di media sosial Facebook. Grup ini berisi tentang pembicaraan mengenai fantasi seksual dengan anggota keluarga kandungnya atau inses. 

Dalam tangkapan yang beredar tampak salah satu anggota grup dengan nama akun Rieke Jr. mengunggah pernyataan bahwa dirinya merupakan seorang ayah, dan mengaku memiliki fantasi seksual terhadap putri kandungnya yang masih berusia dua tahun.

Baca Juga : Sentot Alibasyah Prawirodirdjo: Senopati Diponegoro yang Lahir dari Bara Api Revolusi

Dalam unggahannya di grup komunitas tersebut, Rieke Jr. juga menggambarkan penampilan sang anak secara detail, serta menyatakan keinginannya untuk ‘bermain’ dengan sang anak. Ia juga mengaku dirinya harus bersabar menunggu setidaknya hingga sang anak berusia empat atau lima tahun agar bisa ‘bermain’ dengan sang anak.

Grup komunitas yang berada di Facebook dengan nama ‘Fantasi Sedarah’ ini diketahui telah memiliki lebih dari 32 ribu anggota yang tergabung ke dalamnya. Banyaknya anggota grup tersebut membuktikan adanya dukungan fantasi seksual ke keluarga kandung. 

Unggahan itu sontak viral karena dinilai membahayakan anak di bawah umur. Hal itu tergolong sebagai tindak kejahatan dan pelanggaran serius terhadap hak serta perlindungan anak. Ramai-ramai warganet mengajak me-report grup tersebut. 

Berdasarkan penelusuran JatimTIMES, grup "Fantasi Sedarah" itu telah berubah nama menjadi "Suka Duka". Salah satu anggota grup bernama Aris Supriono itu juga turut mengunggah fantasi seksual dengan ibu kandungnya. 

Dalam unggahannya, ia juga mengunggah foto seorang perempuan paruh baya. "Mama.... q gak mcm2, tapi sekedar menikmati pemandangan badan ibu q," tulis Aris Supriono. 

Grup Fantasi Sedarah yang berubah nama Suka Duka kini sudah hilang atau diprivasi. (Foto: tangkapan layar Facebook)

Grup Fantasi Sedarah yang berubah nama Suka Duka kini sudah hilang atau diprivasi. (Foto: tangkapan layar Facebook)

 

Namun saat berita ini diturunkan, grup Suka Duka itu tak bisa diakses lagi di Facebook. "Konten ini tidak tersedia. Apabila hal ini terjadi, biasanya karena pemilik (grup) hanya membagikannya kepada sekelompok kecil orang, mengubah siapa yang dapat melihatnya, atau (grup) telah dihapus." demikian keterangan yang muncul saat link grup Suka Duka diklik. 

Viralnya kasus ini juga telah mendapatkan respons dari Humas Polri melalui akun X resminya. "Selamat pagi sobat Polri. Terima kasih atas informasinya. Kami akan melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap akun tersebut," demikian unggahan @DivHumas_Polri di X, Jumat (16/5/2025). 

Baca Juga : Jadi PR Pemkot Malang, Puluhan Ribu UMKM Belum Terfasilitasi Program

"Jika ada informasi lain yang perlu kami tindak lanjuti, silahkan hubungi kami melalui patrolisiber.id atau call center 110," sambung tulisannya. 

Selain itu, kasus ini juga turut menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. "Ini sangat menjijikkan," kata Sahroni, dikutip Jumat (16/5/2025) dari akun Instagram pribadinya. 

"Karenanya saya minta Polisi dan Komdigi telusuri dan tindak para pengelola maupun anggota grup kotor tersebut," tegasnya.

Sahroni mendesak aktivitas grup tersebut segera dihentikan. "Kalau tidak kita hentikan dan sampai fantasinya jadi kenyataan, ini akan menyebabkan pidana kekerasan seksual yang luar biasa menghancurkan korban," katanya. 

"Jadi mereka harus dicari, dan dibina secara psikologis, dan kita hentikan mereka sebelum kejadian,” imbuhnya.

Sahroni menambahkan, jika warga mengetahui ada perilaku menyimpang seperti itu di sekitarnya, wajib laporkan. "Dengan maraknya kasus kekerasan seksual belakangan ini, saya yakin sudah waktunya kita juga melakukan tindakan pencegahan yang lebih ganas,” pungkas Sahroni.