free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Mengenal Operasi Sindoor, Perang India Pakistan yang Menargetkan 9 Kamp Teroris

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Suasana saat India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan. (Foto: BBC)

JATIMTIMES - India meluncurkan serangan udara presisi ke sembilan kamp teroris yang ada di wilayah Pakistan dan Pakistan Occupied Kashmir (POK). Serangan ini diklaim dilakukan untuk menghentikan aksi kelompok militan seperti Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammad yang kerap menyerang wilayah India. 

Serangan India ini diberi nama Operasi Sindoor dan dilakukan pada malam hari. Apa itu Operasi Sindoor? 

Baca Juga : Truk Tabrak Angkot di Purworejo, 11 Tewas: Begini Cara Cegah Rem Blong di Jalan Turunan

Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (7/5/2025), Kolonel Sofiya Qureshi, Wing Commander Vyomika Singh, dan Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri menyampaikan bahwa operasi ini menggunakan senjata canggih yang dipilih dengan hati-hati agar tidak melukai warga sipil. 

"Serangan ini menggunakan senjata berteknologi tinggi dan hulu ledak khusus, sehingga hanya menghantam bangunan tertentu yang jadi tempat pelatihan teroris. Tidak ada fasilitas militer atau warga sipil yang terkena," kata Kolonel Sofiya Qureshi, dikutip dari ndtv.com, Rabu (7/5/2025). 

India menargetkan 9 kamp teroris yang tersebar di Pakistan dan wilayah yang dikuasai Pakistan di Kashmir (POK). Kamp-kamp itu selama ini digunakan untuk melatih teroris yang menyerang India. Berikut rinciannya:

Wilayah Muzaffarabad (POK)

• Kamp Sawai Nala: Berjarak sekitar 30 km dari Garis Kontrol (LoC), kamp ini dipakai Lashkar-e-Taiba untuk melatih teroris yang menyerang daerah wisata seperti Gulmarg, Sonmarg, dan Pahalgam tahun lalu.
• Kamp Syedna Belal: Digunakan Jaish-e-Mohammad untuk melatih cara menggunakan senjata, bahan peledak, dan bertahan hidup di hutan. Kamp ini juga jadi tempat berkumpul sebelum melancarkan serangan ke wilayah India. 

Wilayah Kotli (POK)

• Kamp Gulpur: Sekitar 30 km dari LoC, tempat ini jadi markas utama LeT. Teroris yang menyerang wilayah Poonch dan bus peziarah tahun lalu dilatih di sini. Zaki-ur-Rehman Lakhvi, otak serangan Mumbai 2008, disebut sering datang ke sini untuk memberikan doktrin ekstrem.
• Kamp Abbas: Terletak hanya 13 km dari LoC. Kamp ini dikenal sebagai pusat pelatihan bom bunuh diri dan bisa melatih hingga 50 orang sekaligus. 

Wilayah Bhimber (POK)

• Kamp Barnala: Berjarak 9 km dari LoC. Di sini, para rekrutan diberi pelatihan menggunakan senjata dan bahan peledak, serta cara bertahan hidup di alam liar. 

Wilayah Sialkot (Pakistan)

• Kamp Sarjal: Hanya 6 km dari perbatasan India, kamp ini melatih pelaku serangan Maret lalu yang menewaskan 4 polisi di Jammu dan Kashmir.
• Kamp Mehmoona Joya: Berjarak 12 km dari perbatasan, tempat ini digunakan Hizbul Mujahideen untuk menyebarkan aksi teror di kawasan Jammu. Serangan ke pangkalan udara Pathankot tahun 2016 direncanakan dari kamp ini. 

Wilayah Muridke (Pakistan)

• Markaz Taiba: Terletak sekitar 25 km dari perbatasan. Ini adalah markas besar Lashkar-e-Taiba. Ajmal Kasab, pelaku serangan Mumbai 2008 yang tertangkap hidup-hidup, mengaku dilatih di sini. Nama lain seperti David Headley juga disebut mendapat pelatihan di lokasi ini.

Baca Juga : Delegasi Surabaya Tawarkan Solusi Cerdas Atasi Sampah di YCC Munas APEKSI 2025

Wilayah Bhawalpur (Pakistan)

• Markaz Subhanallah: Sekitar 100 km dari perbatasan India. Merupakan markas utama Jaish-e-Mohammad untuk rekrutmen, pelatihan, dan penyebaran ideologi ekstrem. Masood Azhar, pimpinan kelompok ini, diketahui sering datang ke sini. 

India menegaskan bahwa serangan dilakukan dengan teknologi yang sangat presisi. Sasaran dipilih secara detail agar hanya menghancurkan tempat-tempat pelatihan teroris. 

"Titik serangan ditargetkan langsung ke bangunan tertentu. Tidak ada instalasi militer yang diserang. Tidak ada laporan korban dari warga sipil," ujar Wing Commander Vyomika Singh. 

Operasi ini disebut sebagai upaya India dalam menindak tegas kelompok teroris yang kerap menyeberang ke wilayahnya. Serangan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa India tidak akan tinggal diam jika warganya diserang. 

"Kami tidak menyerang warga sipil atau fasilitas militer. Ini murni serangan terhadap kelompok teroris yang mengancam keamanan nasional kami." pungkas Sekretaris Luar Negeri Vikram Misri.