JATIMTIMES - Program Sekolah Rakyat (SR) di Kota Batu masih minim pendaftar. Hingga batas waktu pendaftaran (30/4/2025) lalu, Dinas Sosial Kota Batu melaporkan baru menerima 19 siswa. Persoalan ini turut jadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batu.
Wakil Ketua II DPRD Kota Batu Ludi Tanarto menduga masih banyak masyarakat yang belum memahami keunggulan yang diberikan kepada program sekolah berasrama tersebut. Karena itu, minat masyarakat belum begitu besar.
Baca Juga : Ascent Care Salurkan Donasi Pendidikan Rp 42 Juta dari Program Berbuka Puasa
Ludi mengungkapkan, peran Pemkot Batu dalam menyosialisasikan program sekolah rakyat perlu ditingkatkan. "Bisa dilakukan lagi (sosialisasi) lebih luas. Mengenai minatnya yang minim bisa jadi karena kultur masyarakat," ujar Ludi saat dikonfirmasi, Kamis (1/5/2025).
Dirinya menilai masih banyak orang tua yang minim kesadaran akan pentingnya pendidikan. Menurut dia, maaih ada sebagian dari mereka yang lebih memilih untuk mendorong anaknya segera bekerja dan membantu rumah, ketimbang melanjutkan pendidikan.
"Kalau masalahnya kultur, program sekolah gratis saja (bukan asrama) juga mereka enggan," tuturnya.
Ia menyebut, pendekatan yang informatif dan persuasif perlu dilakukan Pemkot Batu kepada para orang tua atau calon siswa. Dengan harapan, mereka dapat mengubah mindset dan berminat mendaftar.
"Misalnya dengan memberikan edukasi mengenai nilai manfaat dan keunggulan sekolah rakyat," tambah Ludi.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Dewi Kartika. Sosialisasi menjadi faktor terpenting agar masyarakat kurang mampu tidak ragu untuk mendaftarkan pendidikan anak di sekolah rakyat dengan kualitas yang bisa setara dengan sekolah umum negeri maupun swasta.
"Mungkin kurang sosialisasi, ya. Banyak masyarakat kurang paham tentang sekolah rakyat," ucap Kartika, dikonfirmasi terpisah.
Baca Juga : Mensos Gus Ipul Tegaskan Ijazah Sekolah Rakyat Tak Beda dengan Sekolah Umum
Di samping itu, di Kota Batu sudah lama ada program pendidikan gratis pada sekolah negeri. Masyarakat sudah relatif dimudahkan untuk urusan pendidikan.
Ia menekankan kembali, bahwa sosialisasi yang lebih massif diperlukan. Agar masyarakat memahami keunggulan program terhadap masyarakat prasejahtera. Terkait dengan kesiapan program, menurut Kartika, tetap bisa dimulai Juli nanti dengan catatan sudah ada kesiapan sarana prasarana (Sarpras) yang memadai sebagai bentuk komitmen dan membangun kepercayaan publik.
"Kalau anggaran dan sarprasnya sudah siap, tidak ada salahnya dijalankan dulu sebagai wujud komitmen dan membangun kepercayaan terhadap masyarakat," tutupnya.
Untuk diketahui, kuota sekolah rakyat yang tersedia di Kota Batu mencapai 75 siswa jenjang SMP. Program pendidikan yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto itu masih menyisakan 56 kursi kosong.
Lokasi yang dipilih untuk pembangunan sekolah rakyat di Kota Batu sudah ditetapkan. Yakni di Panti Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PPSPA) Bhima Sakti Batu. Penggunaan lokasi untuk Sekolah Rakyat sudah mendapat lampu hijau dari Pemprov Jatim saat ditinjau langsung beberapa waktu lalu.