free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Bangsa Ini Jadi Pengkhianat Islam di Akhir Zaman

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi (pixabay)

JATIMTIMES - Di tengah perjalanan sejarah umat manusia, nubuat mengenai bangsa Rum (Romawi) kembali menggema dalam kajian akhir zaman. Dalam sejumlah literatur Islam, bangsa ini disebutkan akan memainkan peran penting menjelang datangnya hari kiamat, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 1-6.

Surah tersebut menggambarkan peristiwa kekalahan bangsa Rum oleh Persia, namun dengan janji kemenangan yang kemudian akan datang. "Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun lagi" begitu firman Allah dalam ayat-ayat tersebut. 

Baca Juga : Kediri dalam Lintasan Sejarah: Dari Airlangga hingga Amangkurat III

Momentum ini menjadi sorotan utama dalam diskursus akhir zaman, di mana peran bangsa Rum tidak sekadar sebagai bangsa biasa, melainkan sebagai bagian dari skenario besar yang menguji keimanan umat.

Dikutip dari karya Muslih Abdul Karim dalam buku Isa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman, perjalanan akhir zaman akan diawali dengan aliansi antara umat Islam dan bangsa Rum untuk menghadapi musuh bersama. Namun ironi sejarah berkata lain: di tengah perjalanan, bangsa Rum dikabarkan akan mengkhianati perjanjian tersebut, berbalik arah, dan memerangi umat Islam.

Rasulullah SAW, melalui hadits yang diriwayatkan Muadz bin Jabal, memperinci tanda-tanda besar sebelum kiamat: mulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mematikan, melimpahnya kekayaan, hingga peristiwa kedatangan Bani Ashfar (sebutan lain bangsa Rum) dengan kekuatan besar, yaitu 80 bendera, masing-masing berisi 12 ribu pasukan.

Dalam riwayat lain, seperti tercatat di kitab Misykah Al-Mashabih, digambarkan bagaimana bangsa Rum, setelah mengikat perjanjian damai, secara tiba-tiba mengkhianatinya. Salah satu insiden kritis diceritakan: seorang lelaki Romawi mengibarkan bendera salib dan mengklaim kemenangan salib di padang Dzi Tulul. 

Provokasi ini memicu amarah umat Islam, yang akhirnya menyerang dan membunuh pembawa bendera tersebut, memicu pecahnya perang dahsyat. Pertempuran pun meletus dengan dahsyatnya. Allah SWT pun, dalam takdir-Nya, memuliakan para pejuang Islam dengan anugerah syahid.

Hadits Abu Darda RA menyebutkan bahwa dalam pertempuran besar tersebut, markas utama umat Islam akan berada di kawasan Al-Ghauthah, dekat Damaskus, Syam. Damaskus, dalam konteks geopolitik akhir zaman, disebut sebagai titik strategis yang krusial.

Di tengah kekacauan global ini, muncul pula figur yang sangat dinantikan umat Islam: Imam Mahdi. Sosok pemimpin adil ini dipercaya akan memimpin kaum muslimin menuju kemenangan dan menjadi tanda nyata dari semakin dekatnya kiamat.

Baca Juga : Bupati Sanusi Ajak IPB-ASN Terus Berikan Dedikasi dan Dukung Program Pemkab Malang 

Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Ahmad dan Muslim, menjelaskan urutan penaklukan besar di akhir zaman: Jazirah Arab, Persia, Romawi, hingga akhirnya menghadapi Dajjal. Perjalanan ini bukan sekadar ekspansi teritorial, melainkan perjuangan spiritual yang menguji keimanan dan keteguhan hati umat.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kekalahan bangsa Romawi di masa Nabi Muhammad SAW terhadap Persia merupakan peristiwa besar yang turut memengaruhi psikologi umat Islam saat itu. Bangsa Persia, yang tidak beriman kepada Kitab Suci, meraih kemenangan, membuat kaum musyrikin Makkah bersorak sementara kaum muslimin bersedih.

Buku Ghulibat Ar-Rum Dzat Al-Qurun karya Mansur Abdul Hakim memperinci bahwa kekalahan tersebut menyebabkan Kaisar Heraklius mundur dan kehilangan banyak wilayah strategis di Syam dan Jazirah Arab. Namun, sebagaimana janji Allah dalam surah Ar-Rum, bangsa Romawi kemudian bangkit kembali dalam beberapa tahun berikutnya.

Nubuat tentang bangsa Rum bukan sekadar cerita masa lalu. Ia menjadi cermin bagi umat Islam untuk terus waspada, menjaga persatuan, dan memperkuat keimanan menghadapi berbagai ujian besar di penghujung zaman. Dalam setiap riwayat, satu pesan yang konsisten muncul: kemenangan sejati ada pada keteguhan iman dan pertolongan Allah SWT. Wallahu a'lam.