JATIMTIMES - Paus Fransiskus akan dimakamkan pada hari ini, Sabtu (26/4/2025) setelah meninggal dunia pada Senin (21/4/2025).
Jenazah Paus Fransiskus menjalani pengawetan dengan teknik tanatopraksi agar dapat disemayamkan selama tiga hari di Basilika Santo Petrus. Proses ini dimulai sejak Rabu (24/4/2025), hingga Sabtu (26/4/2025).
Baca Juga : Paus Fransiskus Dimakamkan, Ribuan Personel Keamanan Dikerahkan
Adapun tujuan dari pengawetan ini supaya publik dapat memberikan penghormatan terakhir kepada Paus secara langsung.
Lantas, apa sebenarnya tanatopraksi ini? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu tanatopraksia?
Tanatopraksia atau thanatopraxy adalah teknik pengawetan yang digunakan di kapel pemakaman untuk menampilkan pemakaman kepada masyarakat.
Teknik ini merupakan bentuk modern dari pembalseman, dengan menggunakan bahan yang lebih ramah dan tidak terlalu invasif.
Perawatan ini bersifat higienis dan berfungsi untuk memperlambatnya, sehingga pemakaman tetap terlihat alami selama beberapa hari tanpa perlu pembekuan atau metode ekstrem lainnya.
Dikutip dari A24, Sabtu (26/4/2025), tanatopraksi dilakukan dengan menyuntikkan cairan pengawet ke dalam sistem arteri.
Kemudian, petugas juga mendesinfeksi jenazah secara menyeluruh. Setelah selesai, jenazah dikoreksi dan dilakukan penyesuaian raut wajah, serta letak tangan. Bertujuan untuk menampilkan penampilan mendiang yang tenang dan tenteram.
Dalam kasus Paus Fransiskus, tanatopraksia dilakukan mengikuti protokol yang ketat, serta mematuhi peraturan Italia dan Vatikan.
Jenazah Paus Fransiskus dibalut kain merah, mukanya ditutup dengan cadar sutra putih, dengan gambar orang yang mungkin merupakan anggota keluarga Paus, dan dibaringkan dalam kubus seng di dalam peti kayu.
Baca Juga : Tips Bikin Gas Elpiji Lebih Hemat, Mudah Dilakukan Tanpa Tambahan Alat
Bidang di dalamnya adalah mitra, pallium, kantong yang berisi koin dan medali yang ditemukan selama masa kepausan, serta akta yang secara singkat menggambarkan masa tersebut.
Tujuan Tanatopraksi
Menurut National Institutes of Health, tanatopraksi merupakan seni dan ilmu modern dalam mengawetkan jenazah manusia untuk mencegah pembusukan.
Tujuan utamanya adalah memastikan jenazah tetap higienis, layak ditampilkan, dan dapat bertahan dalam kondisi baik hingga prosesi pemakaman selesai. Teknik ini bisa meliputi penyimpanan dalam suhu dingin atau penyuntikan cairan kimia seperti biocide dan zat pengawet.
Secara garis besar, tanatopraksi bertujuan untuk tiga hal, yakni sanitasi, tampilan jenazah, dan pengawetan. Sanitasi dan pengawetan dicapai melalui cairan pembalsaman, sementara penataan penampilan dilakukan melalui perawatan jenazah setelah meninggal, termasuk tata rias dan penataan rambut.
Cairan pembalsaman modern umumnya mengandung berbagai bahan aktif seperti zat pengawet, agen pelembap, pewarna, dan antimikroba. Campuran ini dirancang agar jaringan tubuh tetap lembut, warna kulit tetap alami, dan pembuluh darah tampak lebih jelas, sehingga penampilan jenazah mendekati kondisi semasa hidup.
“Perawatan kamisangat higienis, selain penampilan jenazah lebih layak,” kata Presiden dan Pendiri Asosiasi Thanatopraxy Italia, Andrea Fantozzi.
Fantozzi merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab untuk mengawetkan jenazah Paus Fransiskus.