JATIMTIMES - Di tengah dinamika kehidupan yang kompleks, umat Islam kerap menggali kekuatan spiritual melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satunya, Surat Al-An’am ayat 103, yang diyakini membawa kemudahan dalam urusan duniawi dan perlindungan dari godaan setan. Apa makna dan keistimewaan ayat ini, serta bagaimana praktiknya dalam kehidupan sehari-hari?.
Surat Al-An’am, surah keenam dalam Al-Qur’an dengan 165 ayat, termasuk golongan Makkiyah yang turun di Kota Mekkah. Uniknya, surah ini diturunkan secara utuh diiringi 70 ribu malaikat, sebagaimana diriwayatkan dalam sejumlah kitab tafsir. Tiga ayat pertamanya termasuk ayat 103, memiliki keutamaan khusus yang menjadi ikhtiar umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga : Senin 21 April Apakah Masih Termasuk Libur Paskah? Cek Jawabannya
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’am ayat 103:
"Laa tudrikuhul-absharu wa huwa yudrikul-abshar, wa huwal-lathiful-khabir". Ayat ini memiliki arti,"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Maha halus, Maha teliti."
Ayat ini menegaskan kemahatinggian Allah SWT yang tak terjangkau indera manusia, sekaligus menekankan sifat-Nya yang Maha Mengetahui segala hal. Menurut tafsir Syamsul A’immah, pemahaman ini menjadi dasar untuk merenungi kebesaran-Nya sekaligus memohon pertolongan melalui ikhtiar spiritual.
Surat ini memiliki 4 Keutamaan utama antara lain:
1. Dijaga 70 Ribu Malaikat.
Berdasarkan riwayat Sayyidina Jabir, membaca tiga ayat pertama Surat Al-An’am sekali saja di pagi hari akan mendatangkan 70 ribu malaikat penjaga dan pencatat amal hingga hari kiamat.
2. Perisai dari Godaan Setan.
Allah SWT mengutus malaikat bersenjata besi untuk menghalau setan yang berusaha merasuki hati pembacanya. Hal ini menjadikan ayat ini sebagai “benteng” spiritual bagi yang rutin mengamalkannya.
3. Penyembuhan Penyakit.
Baca Juga : 50+ Ucapan Paskah Penuh Makna, Ada Juga Versi Bahasa Inggrisnya!
Dalam buku Khazanah Al-Asrar, Muhammad Taqi Al-Muqaddam menjelaskan, menulis ayat 17 Surat Al-An’am dan menggantungkannya pada penderita radang selaput dada bisa menjadi ikhtiar kesembuhan. Bunyi ayat ini, "Wa in yamsaskallahu bidhurrin fala kasyifa lahu illa huw, wa in yamsask bikhairin fa huwa 'ala kulli syai'in qadir".
Artinya, "Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu kemudharatan, maka tidak ada yang dapat menolaknya kecuali Dia, dan jika Dia menimpakan kepadamu kebaikan, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
4. 7 Fadhilah Khusus Ayat 103.
Kitab Syamsul A’immah merinci keistimewaan ayat 103 jika diamalkan dengan konsisten, yakni dengan membaca 7 kali untuk kemudahan rezeki; 9 kali untuk perlindungan dari fitnah; 300 kali di masjid sebagai doa meminta hujan dan 70 kali agar disayangi orang lain.
Lebih lanjut, Pakar Tafsir Kontemporer, Dr. Ahmad Hidayat, menegaskan bahwa keutamaan ayat-ayat Al-Qur’an tidak menggantikan ikhtiar fisik. “Membaca ayat 103 harus dibarengi dengan kerja keras dan kejujuran dalam berusaha. Spiritualitas adalah pengingat bahwa segala hasil akhir ada di tangan Allah,” ujarnya.
Di era digital, praktik mengamalkan ayat Al-An’am tetap relevan sebagai bentuk ketenangan batin. Misalnya, membaca ayat 103 sebelum rapat penting atau saat menghadapi konflik. Namun, ulama mengingatkan agar tidak terjebak pada mitos, seperti menggunakan ayat untuk “memaksa” keinginan pribadi.