free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Menggugah Etika Profesi Kedokteran: Tanggapan Dekan FK Unisma atas Kasus Pelecehan oleh Dokter

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma), dr. Rahma Trilliana, M.Kes., Ph.D, (Anggara Sudiongko/MalangTimes )

JATIMTIMES - Belakangan profesi dokter menjadi banyak sorotan. Hal ini setelah beberapa oknum dokter memanfaatkan profesinya untuk melakukan tindakan yang justru tak senonoh dan mengarah pada pelecehan. Hal ini memantik respon dari para akademisi dari fakultas kedokteran, salah satunya Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma), dr. Rahma Trilliana, M.Kes., Ph.D,.

Apa yang dilakukan oknum-oknum dokter tersebut tentunya telah melanggar kode etik profesi dokter maupun sumpah dokter yang telah diucapkan. “Dokter diberi kepercayaan khusus untuk memeriksa pasien, bahkan melihat bagian tubuh yang paling privat. Tapi, ada segelintir oknum yang mengkhianati privilege ini dengan tindakan tak senonoh. Ini bukan hanya merusak nama baik individu, tetapi juga menciderai martabat profesi,” tegasnya, Sabtu (19/4/2025).

Baca Juga : 5 Cara Aman Konsumsi Jahe untuk Morning Sickness Berdasarkan Penelitian Medis

Dekan menegaskan, bahwa pelanggaran etik oleh dokter bukan sekadar kesalahan biasa. Menurutnya, sumpah dokter yang dibacakan saat pembaiatan adalah janji sakral yang memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi. “Sumpah dokter itu bukan ritual kosong. Setiap kata di dalamnya adalah ikrar yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oknum yang berani melanggar seharusnya malu, mereka telah menginjak-injak kepercayaan Tuhan dan masyarakat,” ujarnya dengan nada prihatin.  

Ia juga mengingatkan risiko berat yang dihadapi oknum dokter tersebut. Apa yang diperbuat oleh oknum-oknum dokter tersebut akan membuatnya mengalami kerugian besar. Mulai dari pencabutan izin praktik (STR), sanksi pidana. Selain itu, hal ini juga merugikan profesi kedokteran, dimana dokter dapat kehilangan kepercayaan publik. “Bayangkan, 6-7 tahun pendidikan, ditambah pengalaman klinis, bisa hancur dalam sekejap karena ulah tak bermoral. Tapi yang paling dikhawatirkan adalah dampaknya pada profesi, jika masyarakat trauma, siapa lagi yang akan percaya pada dokter?," katanya.

Untuk mencegah lulusan terjerumus dalam pelanggaran, FK Unisma telah merancang sistem pendidikan berbasis karakter sejak 2012. Langkah pertama adalah program Pondok Pesantren selama satu tahun, di mana mahasiswa tidak hanya belajar ilmu medis, tetapi juga mendalami nilai-nilai agama, etika, dan kepemimpinan. “Kami ingin calon dokter tak sekadar pintar secara akademis, tapi juga matang secara spiritual. Di pesantren, mereka diingatkan: profesi ini adalah amanah, bukan alat untuk memuaskan nafsu,” papar Dekan.  

Selain itu, fakultas menerapkan sistem pemantauan karakter berlapis, seperti tes psikologi berkala menggunakan alat Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), mahasiswa dievaluasi pada tahun pertama, kedua, dan sebelum masuk fase profesi untuk mendeteksi potensi penyimpangan. 

Baca Juga : Pemkab Malang Gelar 46 Musdes Khusus: Upaya Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

Selain itu, FK Unisma juga memiliki Buku Raport Karakter. Buku ini membantu dalam monitoring perkembangan sikap mahasiswa dengan pencatatan mulai dari semester awal hingga akhir, menjadi acuan kelulusan. Kemudian, melakukan penguatan etik sebelum pembaiatan. Sebelum mengucap sumpah dokter, mahasiswa menjalani briefing intensif bersama psikolog dan pakar hukum untuk mengingatkan konsekuensi pelanggaran.  

Lebih dari itu, Dekan FK Unisma mendorong praktisi kesehatan untuk aktif menjadi “penjaga etik” kolega mereka. “Jika melihat rekan mulai menyimpang, tegur. Jika tidak berubah, laporkan ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Privilege sebagai dokter harus dijaga dengan integritas. Jangan sampai pilihan keliru merusak hidup kalian dan menghancurkan harapan orang tua serta masyarakat yang mempercayakan nyawanya pada kalian," pungkasnya.