free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Persada Hospital Ungkap Alasan Profil Oknum Dokter Diduga Lakukan Asusila Dihilangkan di Website

Penulis : Irsya Richa - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
RS Persada Hospital. (Foto: Irsya Richa/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Pasca-mencuatnya kesaksian mantan pasien diduga menjadi korban tindakan asusila oknum dokter di Rumah Sakit Persada Kota Malang, profil dokter berinisial AY hilang dari website. Hal ini juga dibeberkan rumah sakit dalam konferensi persnya di Srikandi Hall, Persada Hospital, Jumat (18/4/2025).

Terkait hal tersebut, Sub-Komite Etika dan Disiplin Profesi dr Galih Endradita, Sp.FM, FISQua membenarkan bahwa profil dokter dihilangkan.

Baca Juga : Persada Hospital Larang Dokter AY Berpraktik, Ancam Pecat jika Terbukti

Dokter Galih mengatakan  dokter AY sudah dinonaktifkan. Dengan ketidakaktifnya, profil dokter tersebut tidak ditampilkan pihak rumah sakit di halaman website Persada Hospital.

“Memang kalau di rumah sakit aturannya itu. Yang terpampang di website keaktifan mereka yang aktif. Jadi, kalau tidak praktik atau tidak aktif, maka tidak boleh dipampang di website,” ujar Galih.

Profil dokter AY sudah hilang empat jam setelah korban mengunggah dugaan pelecehan seksual di media sosial. Itu juga dibarengi dengan hilangnya akun media sosial dokter AY.

Selain proses investigasi masih berjalan, pihak Persada Hospital  juga berencana  menghubungi korban QOR (31) yang menceritakan kisah kelamnya di media sosial.  Hanya, saat ditanya kapan akan menghubungi pihak mantan pasien, dokter Galih  belum memastikan.

“Setelah itu kami akan mencari  informasi dari pengadu untuk memutuskan kebijakan kasus ini agar cover both side. Jadi, itu yang kami lakukan,” terang dokter Galih.

Kemudian pihaknya juga membenarkan QOR merupakan pasien yang melakukan rawat inap VIP di Persada Hospital pada September 2022. Tak hanya ittu. Dari investigasi oleh tim, dokter AY mengaku pemeriksaan yang dilakukan standar atau pada umumnya.

“Jadi, hal ini perlu dipastikan lagi. Karena nanti keputusan itu melanggar atau tidak setelah ada informasi dari pengadu. Kalau sekarang dari dokter hanya pelayanan standar,” tambah dokter Galih.

Meski demikian, dokter AY juga dianggap  melanggar SOP (standar prosedur) rumah sakit. Yakni jika melakukan pemeriksaan, harus didampingi staf atau perawat. Saat itu memang dokter AY hanya datang sendirian ke tuang rawat inap tersebut.

Baca Juga : Hampir Pupus Harapan, Cita-Cita Korban Wahana Pendulum 360 Jatim Park 1 Jadi Anggota TNI Terancam Kandas

“Ternyata menurut pengadu, tidak ada yang mendampingi. Jadi, kami harus mendengarkan secara langsung, termasuk berkomunikasi dengan pengadu. Sehingga kami bisa menyelesaikan secara etik berkait kejadian tersebut,” terang dokter Galih.

“Dari dokter yang bersangkutan, tidak ada pengakuan melakukan hal-hal lain. Pemeriksaan pengakuan dokter itu   pelayanan standart dan memang tidak ada pendampingnya. Oleh karena itu, kita akan mrlakukan oendetailan kembali,” kata dokter Galih.

Menurut dokter Galih, karena kejadian lampau, informasi yang didapatkan pun menjadi terbatas pada tindakan asusila tersebut. Pihaknya juga menyanyangkan kepada korban saat itu tidak langsung melaporkan kepada petugas.

“Setelah 3 tahun ini, jadi informasi terbatas. Jadi kami mengharapkan kalau ada komplain itu langsung disampaikan. Mepuasan masyarakat jadi indikator rumah sakit. Jadi , ini memang tidak terdeteksi dengan cepat sehingga ada keterbatasan,” terang dokter Galih.

Diberitakan sebelummya, seorang mantan pasien rumah sakit swasta asal Bandung yang berencana berlibur di Kota Malang harus dirawat di rumah sakit setelah mengalami sinusitis dan vertigo pada 27 September 2022. Kemudian kejadian yang tak mengenakan terjadi di rumah rawat inap VIP. Oknum dokter AY melakukan pemeriksaan dengan stetoskop kepada korban.

AY meminta korban untuk membuka baju pasien dan pakaian dalamnya hingga telanjang dada. Kemudian AY disebut melakukan aksi mencoba memegang area kewanitaannya serta diduga akan mengambil foto dengan handphonenya.