free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Tingkat Fatherless di Indonesia Tinggi, BKKBN Jatim Edukasi Sasar Mahasiswa Surabaya

Penulis : Muhammad Choirul Anwar - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati dalam kegiatan Seminar Siap Nikah Goes To Campus “My Father, My Hero” di Aula Srikandi Fisipol Unesa Surabaya.

JATIMTIMES - Tingkat kejadian fatherless di Indonesia masih tergolong tinggi. Artinya, masih banyak anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses pengasuhan anak tersebut.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim Maria Ernawati menyebut, pola asuh berdasarkan hasil Sensus BPS Tahun 2021, terdapat 37,17 persen anak yang diasuh oleh kedua orang tuanya dan sisanya oleh nenek ataupun baby sitter. Dari 37,17 persen tersebut, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak secara langsung hanya 20,9 persen.

Baca Juga : Program LUTD PLN Berlanjut, 458 Warga Tidak Mampu di Jatim Nikmati Sambung Listrik Gratis

"Hal ini tentunya sangat penting bagaimana peran ayah di dalam keluarga karena anak akan lebih kuat menghadapi tantangan," ungkapnya dalam kegiatan Seminar Siap Nikah Goes To Campus “My Father, My Hero” yang berlangsung di Aula Srikandi Fisipol Unesa Surabaya, Kamis (17/4/2025).

Dalam kesempatan itulah BKKBN Jatim melakukan edukasi terhadap mahasiswa yang notabene merupakan calon ayah. Dia bilang, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji mempunyai program Percepatan melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Yaitu upaya dalam meningkatkan peran serta ayah dalam pengasuhan dan menekan angka kejadian fatherless di Indonesia.

Erna menambahkan bahwa ayah memegang peranan sentral di keluarga. Ia menyebut, setidaknya ada empat peranan sentral ayah untuk mencapai kebahagian keluarga. Pertama peran interaksi, yakni ayah melakukan kegiatan dan menjalin dialog dengana anak dalam kegiatan sehari-hari di rumah. 

"Kedua, aksesbilitas. Kkehadiran ayah dapat dirasakan secara psikis dan fisik oleh keluarga, meski jarak dan waktu memisahkan dengan menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak secara langsung maupun melalui media," paparnya.

Selanjutnya, yang ketiga adalah tanggung jawab, yakni ayah memenuhi pangan, sandang dan papan serta membiayai keluarga. Terakhir, keterlibatan dalam pekerjaan rumah, yakni ayah mau dan mampu ikut serta menyelesaikan pekerjaan yang ada di rumah.

Baca Juga : Dorong Peringatan May Day Kondusif, Disnakertrans Jatim Galang Koordinasi Lintas Instansi

Sementara itu, Dekan Fisipol Unesa Wiwik Sri Utami berpesan kepada mahasiswanya sebagai calon ayah agar mendidik anak sesuai dengan zamannya. Ia menyampaikan hal senada, bahwa peran ayah sekarang ini sangat luar biasa. 

"Para mahasiswa jadilah calon Ayah yang baik dan didiklah anak-anakmu nanti sesuai dengan zamannya. Karena kita harus mendidik sesuai dengan zamannya tapi jangan lupa kearifan lokal punya peran sangat sentral di dalam keluarga. Jadilah ayah yang takut, jadilah ayah yang bisa mengayomi istri dan anak," pesan Wiwik.