free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Serba Serbi

Tips Bangun Rumah Tahan Gempa: Jangan Asal Kuat, Tapi Harus Tangguh Hadapi Guncangan

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi membangun rumah tahan gempa. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Indonesia dikenal sebagai negara yang rawan gempa bumi karena berada di kawasan cincin api Pasifik. Kondisi geografis ini membuat masyarakat harus semakin waspada, terutama saat ingin membangun rumah. 

Tak cukup sekadar kokoh, rumah di Indonesia idealnya dibangun dengan perhitungan tahan terhadap gempa.
Bencana gempa bisa datang sewaktu-waktu dan mengguncang rumah tanpa ampun. 

Dari retakan di dinding hingga keruntuhan total bisa terjadi bila struktur bangunan tak dirancang dengan tepat. Karena itu, membangun rumah tahan gempa menjadi keharusan, bukan lagi pilihan. Lalu, bagaimana caranya? 

Berikut ini deretan tips membangun rumah tahan gempa dari para ahli, praktisi, hingga akademisi, yang wajib diketahui sebelum mulai mendirikan bangunan. 

1. Perhitungkan Kekuatan Struktur Bangunan Sejak Awal
CEO SobatBangun Taufiq Hidayat menegaskan bahwa kekuatan struktur bangunan menjadi fondasi utama dalam membuat rumah tahan gempa. Ia menyebutkan bahwa struktur rangka seperti fondasi, kolom, dan balok harus diperkuat dengan konstruksi beton bertulang berkualitas. 

"Ketahanan strukturnya itu harus kuat. Biasanya strukturnya ada fondasi, kolom, dan balok yang terbuat dari beton bertulang. Konstruksi beton bertulang itu harus kuat, baik dari kekuatan betonnya maupun kekuatan bajanya sebagai tulangan rangkanya," ujar Taufiq, dikutip detikproperti, Rabu (16/4/2025). 

Selain itu, penghitungan struktur juga wajib mempertimbangkan zona gempa lokasi rumah dibangun. Tanpa perhitungan itu, risiko kerusakan akan jauh lebih besar saat terjadi gempa. 

2. Perhatikan Sambungan dan Koneksi Antar Struktur
Salah satu titik lemah bangunan saat terjadi gempa adalah sambungan antar elemen struktural, seperti antara kolom dan balok. Menurut Taufiq, sambungan ini sering kali diabaikan oleh tukang bangunan karena dianggap sepele. 

"Biasanya penulangan pada sambungan itu nggak diperhatikan. Itu ada teorinya. Jadi penulangan itu harus overlap, jangan asal nyambung saja," jelasnya. 

Kelemahan sambungan bisa menyebabkan struktur cepat retak dan runtuh ketika diguncang gempa, karena beban tidak tersalurkan dengan baik dari satu bagian ke bagian lainnya. 

3. Amankan Genteng dan Atap Rumah
Atap rumah adalah salah satu bagian paling rentan saat terjadi gempa. Getaran bisa membuat genteng melorot, pecah, hingga berjatuhan. Untuk itu, Taufiq menyarankan agar genteng dikaitkan dengan kawat atau baut ke rangka atap. 

“Kalau bisa, pilih material genteng yang ringan seperti spandek, PVC, atau seng. Kalau takut panas, bisa pilih genteng ringan yang punya fitur anti-panas,” ujarnya. 

Pemilihan bahan atap yang ringan bisa mengurangi beban struktur dan mengurangi risiko cedera bila genteng terlepas saat gempa. 

4. Jendela Kecil Lebih Aman
Jendela kaca yang besar memang estetis, tapi saat gempa bisa jadi bumerang. Pecahan kaca bisa membahayakan penghuni. Taufiq menyarankan penggunaan jendela kaca kecil yang modular agar lebih aman. 

"Luasan kacanya itu jangan terlalu besar, dibuat modular kecil-kecil, sehingga rangkanya itu bisa menahan ketika terjadi gempa," tuturnya. 

5. Perkuat Dinding Rumah
Dinding adalah elemen vertikal yang rawan runtuh jika tidak diperkuat dengan baik. Penggunaan sistem penguatan seperti besi tulangan secara vertikal dan horizontal pada susunan bata bisa meningkatkan ketahanan bangunan. 

Bata interlock yang dipasangi besi pada setiap beberapa lapisan bisa jadi pilihan karena tidak hanya memperkuat, tapi juga mempercepat proses pembangunan. 

6. Ikuti Panduan Pemerintah: Rumah RISHA Jadi Acuan
Panggah Nuzhul Rizki dari PT Gaharu Konstruksindo Utama mengingatkan bahwa pemerintah telah menyediakan panduan teknis rumah tahan gempa yang bisa diakses masyarakat. 

"Contohnya rumah RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Itu rumah contoh yang sesuai dengan panduan Kementerian PUPR untuk rumah tahan gempa," kata Panggah. 

RISHA dibangun dengan sistem modular dan cepat pasang, sangat cocok untuk daerah rawan bencana. 

7. Konsultasi dengan Ahli: Jangan Asal Bangun
Sebelum membangun, pemilik rumah disarankan berkonsultasi dengan konsultan struktur atau arsitek yang berpengalaman. Menurut Panggah, ahli akan membantu menentukan tipe struktur, dimensi bangunan, hingga kedalaman fondasi. 

"Nanti mereka akan memperhitungkan beban mati, beban hidup, dan safety factor untuk beban gempa," jelasnya. 

8. Gunakan Material Ringan dan Sesuai SNI
Pemilihan bahan bangunan juga tidak boleh asal. Pilih material ringan seperti genteng metal, bata ringan, dan beton pracetak. Yang paling penting, semua material harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Material berat bisa meningkatkan risiko keruntuhan saat gempa. Selain itu, pastikan semua bahan dipasang sesuai prosedur. 

9. Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan
Tak kalah penting, pembangunan harus dilakukan sesuai rencana. Kesalahan eksekusi di lapangan bisa menggagalkan desain tahan gempa yang sudah disiapkan. 

Pemilik rumah bisa memanfaatkan jasa konsultan pengawas yang tidak mahal untuk memastikan kualitas bangunan tetap terjaga. 

Arsitektur Tradisional: Kearifan Lokal yang Tangguh
Pakar struktur dari UGM, Prof. Ir. Bambang Suhendro, mengingatkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sudah sejak lama membangun rumah dengan prinsip tahan bencana. Rumah adat seperti di Jawa dan Sumatera Barat menjadi contoh nyata. 

“Rumah adat itu biasanya berkolong, dibuat dari material ringan seperti kayu dan bambu. Struktur seperti ini bisa menyerap energi gempa lebih baik,” jelas Bambang, dilansir laman resmi UGM. 

Menurut Bambang, gaya rumah adat bisa jadi inspirasi dalam membangun rumah modern yang tetap tangguh terhadap bencana. 

Layanan Klinik Rumah Swadaya: Konsultasi Gratis!
Nanda Ika Dewi Kumalasari dari BP2P Jawa III mengatakan bahwa masyarakat bisa memanfaatkan Klinik Rumah Swadaya (KRS) untuk konsultasi pembangunan rumah yang aman dari bencana. 

“Kita menyediakan layanan teknik dan desain rumah, juga pekerja yang tersertifikasi. Konsultasi gratis,” ujarnya. 

KRS juga memberikan solusi yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kemampuan finansial masyarakat. 

Cianjur Jadi Pelajaran: Gempa Tak Pilih Bangunan
Ketua HAKI Malang Raya, Erwin Rommel, menyoroti bencana gempa di Cianjur sebagai contoh. Menurutnya, banyak rumah runtuh karena bangunan tak memenuhi standar tahan gempa. 

“Sebagian besar bangunan di Cianjur adalah bangunan sederhana yang belum memenuhi kaidah rumah tahan gempa,” ujarnya. 

Erwin juga menyarankan bangunan dibuat sesimetris mungkin, memiliki kolom dan balok praktis setiap 12 meter persegi, serta pengangkuran antar elemen struktur yang kuat. 

Alternatif Murah: Gunakan Bahan Lokal
Meski pembangunan rumah tahan gempa terdengar mahal, namun bisa diakali dengan penggunaan bahan lokal seperti bambu, rotan, atau kayu. Yang penting adalah struktur tetap ringan, fleksibel (daktail), dan terhubung antar elemen. 

“Kalau semua elemen tersambung dengan baik, bangunan bisa lebih tahan terhadap beban gempa,” pungkas Erwin. 

Edukasi dan Mitigasi Jadi Kunci
Selain pembangunan fisik, edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana juga tak kalah penting. Pemerintah perlu memberikan informasi, pemetaan daerah rawan gempa, serta relokasi bangunan yang berdiri di atas sesar aktif. 

“Pemahaman soal gempa dan penyelamatan diri harus disosialisasikan. Kita tidak bisa hanya andalkan bangunan, tapi juga kesiapan masyarakat,” tegas Erwin. 

Itulah berbagai tips membangun rumah tahan gempa dari para ahli, praktisi, hingga akademisi. Membangun rumah tahan gempa bukan hanya soal kekuatan struktur, tapi juga soal kepatuhan terhadap standar teknis, penggunaan bahan yang tepat, dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. 

Dari pendekatan tradisional hingga teknologi modern, semua bisa dipadukan untuk menciptakan hunian yang aman dan nyaman di tengah ancaman gempa bumi. Semoga informasi ini bermanfaat.