free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Kampus Unisma di Mata Gus Iqdam

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Gus Iqdam saat hadir di kampus Unisma (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - “Unisma bukan sekadar kampus yang luar biasa, tapi kampus terbesar yang dimiliki Nahdlatul Ulama (NU),” tegas Gus Iqdam, ulama kondang pendiri Majelis Sabilu Taubah, dalam Syawalan dan Pengajian Kubro Universitas Islam Malang (Unisma), Selasa malam (15/4/2025). 

Pernyataan itu menegaskan posisi Unisma sebagai perguruan tinggi NU yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjadi mercusuar keberkahan berbasis nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).  

Baca Juga : Wakil Wali Kota Kediri Tekankan 4 Hal Untuk Capai Haji Mabrur

Di hadapan ribuan jamaah yang memadati Gedung Bundar Al Asy’ari, Gus Iqdam menjelaskan mengapa Unisma layak disebut “luar biasa”. 

“Keberkahan ini bersumber dari sejarah pendiriannya oleh tokoh-tokoh NU dan para dosen yang tak sekadar akademisi, tapi juga kiai dan ulama. Di sini, mahasiswa tak hanya mengejar gelar, tapi meresapi ilmu yang disinari cahaya adab dan akhlak,” ujarnya, disambut gemuruh takbir hadirin.  

Ia menambahkan, kehadirannya di Unisma menjadi sebuah kehormatan. “Saya merasakan energi positif. Ini bukti bahwa Unisma bukan hanya megah gedung dan kurikulum, tapi ruh pendidikan yang hidup,” ungkapnya. 

Tak lupa, ia mendoakan seluruh civitas akademika: “Semoga ilmu yang diajarkan di sini menjadi amal jariyah, mengalirkan pahala bagi pendiri, pengajar, dan siapa pun yang terhubung dengan Unisma.”   

Baca Juga : Diikuti 25.281 Peserta, Simak Jadwal dan Ketentuan UTBK SNBT di Unesa

Bagi Gus Iqdam, komitmen Unisma menjaga nilai-nilai Aswaja adalah kunci relevansinya di era modern. Di tengah derasnya arus teknologi, Unisma mengajarkan bahwa adab pada guru dan penghormatan pada ulama adalah pondasi ilmu. 

"Ini bukan nostalgia masa lalu, tapi resep agar pendidikan tidak kehilangan jiwanya,” paparnya.