JATIMTIMES - Paguyuban Warung Wisata Payung Kota Batu mendapat laporan adanya oknum pengelola kafe yang diduga menjual makanan dan minuman dengan harga tak wajar. Hal ini membuat resah pengunjung yang mampir di kafe tersebut saat momen libur Lebaran 2025 kemarin.
Ketua Paguyuban Warung Wisata Payung Kota Batu Endrik Andika membenarkan adanya aduan itu. Ia mendapat pengaduan dari salah seorang wisatawan yang datang ke kawasan Payung 3 di Kota Batu. Kejadian tak mengenakkan yang dialami yakni harga makanan dan minuman yang dipatok dinilai terlampau tinggi, di atas rata-rata pedagang lain di kawasan tersebut.
Baca Juga : Pemandian Air Panas Cangar Dibuka Kembali 16 April, Akses Masih Lewat Kota Batu
‎"Kami mendapatkan laporan dari tamu kalau kena getok harga di kawasan Payung 3. Kejadian ini diawali dari daftar menu yang tidak ada harganya lalu saat bayar ternyata mahal," kata Endrik.
Dijelaskan, saat itu itu pengunjung memesan omelet 1 porsi, roti bakar 1 porsi dan STMJ 2 porsi. Ketika akan membayar pengunjung tersebut dikenakan harga tidak wajar, yakni omelet Rp30.000, roti bakar Rp20.000 dan STMJ Rp50.000.
‎"Sedangkan, harga rata-rata di warung yang berada di lingkungan Payung adalah STMJ 12.000 per porsi, roti bakar dan omelet Rp10.000 sampai 12.000 per porsi," ungkapnya.
Endrik menerangkan, setelah diadukan ke paguyuban, pihaknya menyelidiki kebenaran dan kronologi kejadian tersebut. Selanjutnya, paguyuban menindaklanjuti kepada oknum pengelola warung tersebut dan ditemukan bukti bahwa terdapat daftar menu yang tidak ada harganya.
Ia mengatakan pedagang lain juga ikut memberikan kesaksian serupa bahwa memang benar kafe atau warung yang dimaksud telah melakukan praktik getok harga.
Dirinya menilai, praktik ini sangat berdampak pada pedagang lainnya serta mencoreng nama kawasan wisata Payung. Terlebih, kawasan wisata yang dulu primadona di Kota Batu itu kian sepi peminat.
Baca Juga : Takut Pikun? Dokter Ungkap Aktivitas Sederhana Ini Bisa Cegah Risiko Demensia
Endrik menyebut oknum pengelola kafe tersebut berinisial MS. Ia menambahkan bahwa ada ciri khusus terdapat akuarium besar di kafe tersebut.
Endrik berharap masyarakat dan wisatawan jeli dan memahami bahwa isu yang beredar tentang getok harga di wilayah wisata Payung selama ini adalah tindakan oknum.
Bahkan berdasarkan laporan dari tetangga sekitar dan pengunjung, ternyata diketahui bahwa hal ini dilakukan oknum tersebut sudah berkali-kali sejak 2017, terkhusus pada momen liburan.
"Oknum tersebut merusak citra dan merugikan warga yang berjualan dengan sungguh-sungguh. Kami tentu akan tindak lanjuti," imbuhnya.