JATIMTIMES - Kamis pagi itu, di bawah langit cerah Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul, Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin—akrab disapa Mas Ibin—memimpin penanaman bibit sayuran di pekarangan milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur.
Tangannya yang bersih dari lumpur politik tak ragu menyentuh tanah basah, memberi teladan bahwa ketahanan pangan bukan sekadar wacana kebijakan, melainkan tindakan nyata.
Didampingi Forkopimda, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar drh Dewi Masitoh, serta Ketua TP PKK Kota Blitar Kharisa Rizqi Umami Muhibbin, Mas Ibin memimpin langsung kegiatan Gerakan Tanam Serentak Pekarangan Pangan Bergizi (Gertam P2B), Kamis (10/4/2025). Agenda ini, yang melibatkan sembilan KWT dari tiga kecamatan, menjadi momen penting yang mempersatukan tekad para ibu tani di kota kecil dengan semangat besar itu.
Menurut Mas Ibin, kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program pemerintah pusat dalam penguatan ketahanan pangan. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan sehat dan bergizi. Dalam pandangannya, langkah ini bukan sekadar kegiatan tanam-menanam, tetapi upaya strategis menuju kemandirian keluarga.
"Pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur mayur maupun buah-buahan adalah bentuk nyata strategi ketahanan pangan keluarga," ujarnya melalui pernyataan yang dirilis di akun resmi media sosialnya.
Gertam P2B bukanlah sekadar seremoni tanam-menanam. Dalam kegiatan tersebut, Pemkot Blitar juga menyalurkan bantuan berupa benih tanaman, bibit buah, pupuk, hingga media tanam kepada sembilan KWT aktif. Bantuan ini diharapkan mampu menopang produktivitas pekarangan warga, sembari menginspirasi kelompok lainnya untuk turut bergerak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, drh Dewi Masitoh, menilai inisiatif ini sejalan dengan kebijakan nasional yang menekankan kemandirian pangan berbasis komunitas. Ia menyebut Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai ujung tombak gerakan pangan lokal—jaring pengaman keluarga yang terbukti tangguh, terutama di masa krisis seperti pandemi dan lonjakan harga bahan pokok.
"Kami dari DKPP terus memperkuat kapasitas KWT melalui dukungan yang berkelanjutan. Pelatihan, distribusi benih, hingga pendampingan teknis, kata dia, bukan boleh dianggap seremoni tahunan, melainkan komitmen jangka panjang pemerintah daerah," tegas Dewi.
KWT Subur Makmur, yang menjadi tuan rumah kegiatan ini, menyambut hangat langkah kolaboratif tersebut. Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Blitar, Kharisa Rizqi Umami Muhibbin, dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya terhadap peran aktif kaum perempuan dalam menjaga ketersediaan pangan keluarga. Ia meyakini bahwa perempuan memiliki andil besar dalam menciptakan ketahanan pangan mulai dari skala rumah tangga.
"Gerakan tanam serentak ini bukan semata soal urusan dapur atau kebutuhan rumah tangga. Kami melihat keterlibatan ibu-ibu dalam memanfaatkan pekarangan sebagai bagian dari laku gotong royong yang tumbuh dari bawah—gerakan kecil yang, bila dijaga secara konsisten, bisa membangun ketahanan kota dari lapisan paling dasar: keluarga," ujar Kharisa.
Baca Juga : DPRD Malang Gelar Rapat Kajian LKPJ Bupati, Bahas Evaluasi dan Strategi Pembangunan
Ia menekankan pentingnya menjadikan program seperti ini sebagai budaya hidup, bukan sekadar proyek musiman. Menurutnya, perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan antara gizi, keberlanjutan, dan kemandirian rumah tangga.
Mas Ibin juga berharap gerakan ini bisa menjadi inspirasi bagi KWT lainnya di Kota Blitar. Ia menyebut, semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh KWT Subur Makmur menjadi potret ideal tentang bagaimana program pemerintah bisa menyatu dengan inisiatif warga.
“Yang kita tanam hari ini bukan hanya benih sayur, tapi juga benih kesadaran bersama akan pentingnya ketahanan pangan dari rumah,” ungkap Mas Ibin, dalam pernyataan tidak langsung di sela-sela kegiatan.
Dengan gerakan ini, Kota Blitar kembali menunjukkan identitasnya sebagai kota kecil yang tak pernah kehabisan cara untuk berdikari. Dari tangan-tangan perempuan yang tak pernah menyerah pada kondisi, hingga pemimpin daerah yang turun langsung ke pekarangan, Gertam P2B menjadi gerakan sunyi yang berpotensi menggema jauh: dari tanah pekarangan hingga meja makan keluarga Blitar.