free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Rupiah Menguat Tipis, Pasar Cerna Penundaan Tarif Impor oleh Trump

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi uang pecahan dolar dan rupiah. (Foto: Shutterstock)

JATIMTIMES - Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (9/4/2025). Penguatan ini terjadi di tengah sentimen positif dari keputusan Presiden AS Donald Trump yang menunda pemberlakuan tarif impor selama 90 hari. 

Melansir data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 18,50 poin atau 0,11% ke posisi Rp16.872,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah 0,56% ke level 102,37.

 

Data bloomberg nilai rupiah ke dolar. (Foto: tangkapan layar)


Data bloomberg nilai rupiah ke dolar. (Foto: tangkapan layar)

Di kawasan Asia, pergerakan mata uang terpantau bervariasi. Yen Jepang mencatat penguatan 0,46%, disusul won Korea Selatan yang naik 0,39%. 

Namun, tidak semua mata uang Asia ikut terdongkrak. Yuan China dan ringgit Malaysia justru mengalami pelemahan, masing-masing sebesar 0,12% dan 0,11%. 

Pengamat pasar mata uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pergerakan rupiah pada Kamis ini akan cukup fluktuatif. "Rupiah berpotensi ditutup melemah dengan rentang pergerakan di kisaran Rp16.860 hingga Rp16.900 per dolar AS," ujar Ibrahim, dikutip Bisnis, Kamis (10/4/2025). 

Sementara itu, dari sisi global, pasar masih mencerna pernyataan Donald Trump terkait penundaan tarif impor. Dalam pengumuman pada Rabu dini hari waktu AS, Trump menyatakan bahwa skema tarif timbal balik dengan bea masuk lebih tinggi akan ditangguhkan selama 90 hari. Langkah ini disebut sebagai respons atas pendekatan diplomatik dari puluhan negara. 

Namun, pengecualian tetap diberlakukan terhadap China. Trump menyebut bahwa tarif impor barang dari Negeri Tirai Bambu akan tetap dinaikkan menjadi 125%. Alasan utamanya adalah karena "kurangnya rasa hormat" dari pemerintah China terhadap AS. 

Analis pasar Ezaridho Ibnutama dari NH Korindo Sekuritas menilai kebijakan Trump ini menjadi sentimen positif bagi pasar Asia, meski tidak berdampak baik bagi China. Ia memprediksi rupiah bisa sedikit mendapatkan ruang bernapas.
"Rupiah punya peluang menguat dan bergerak stabil di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.600 per dolar AS dalam beberapa waktu ke depan," ujarnya. 

Meski begitu, pelaku pasar tetap diminta waspada terhadap dinamika global yang masih belum stabil. Kombinasi faktor eksternal dan sentimen dari kebijakan dagang AS-China bisa menjadi penentu arah rupiah ke depan.