JATIMTIMES - Kota Probolinggo mencatat lonjakan inflasi pada Maret 2025 sebesar 1,53% (month-to-month/mtm), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan ini jauh lebih tinggi dibandingkan Februari yang mencatat deflasi 0,43%.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Kota Probolinggo mencapai 1,19%. Penyebab utama inflasi bulan ini berasal dari normalisasi tarif listrik dan naiknya harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri.
“Inflasi Maret 2025 didorong oleh peningkatan harga pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Lainnya dengan andil terbesar mencapai 0,85%,” ungkap Kepala BPS Kota Probolinggo Mouna Sri Wahyuni, dalam rilis resminya, dikutip Rabu (9/4/2025).
Kenaikan tarif listrik terjadi usai pemerintah mengakhiri program diskon 50% untuk pelanggan PLN berdaya 450 VA hingga 2.200 VA yang berlaku sejak Januari hingga Februari 2025.
Selain listrik, sejumlah komoditas pangan ikut memicu inflasi. Cabai rawit menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,84%, disusul emas perhiasan (0,18%), beras (0,12%), dan bawang merah (0,06%).
“Kenaikan harga cabai rawit dan bawang merah dipicu oleh permintaan yang tinggi selama Ramadan, sementara pasokan terganggu akibat curah hujan yang masih tinggi di daerah sentra produksi,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Probolinggo, Siti Nuraini.
Ia menambahkan bahwa fenomena cuaca turut berpengaruh pada ketersediaan pasokan di pasar. “Kondisi cuaca seperti ini membuat petani kesulitan panen tepat waktu, dan itu berdampak pada distribusi ke pasar,” jelasnya.
Beras jenis premium juga mengalami kenaikan harga seiring meningkatnya permintaan untuk kebutuhan zakat fitrah. Sementara itu, harga emas perhiasan naik mengikuti tren global di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Meski demikian, masih ada sejumlah komoditas yang menahan laju inflasi. BPS mencatat deflasi pada kacang panjang dan jeruk masing-masing sebesar -0,01% dan -0,02%. Penurunan harga ini dipengaruhi oleh melimpahnya hasil panen dan terjaganya stok di pasaran.
Upaya menahan laju inflasi juga tak lepas dari kerja keras Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo. Berbagai langkah konkret dilakukan selama bulan Maret, antara lain:
• Operasi pasar murah di empat titik lokasi strategis dan di Kantor Pos Kota Probolinggo.
• Pengoperasian Toko Kopi Siaga dan Warung Inflasi dengan penambahan stok beras dan telur ayam ras.
• Pelaksanaan High Level Meeting (HLM) TPID pada 13 Maret 2025 yang mengangkat tema menjaga stabilitas harga selama HBKN dan Ramadan.
• Pemantauan harga secara berkala serta rapat koordinasi mingguan dengan Kemendagri pada 4, 10, dan 24 Maret.
“Kami berupaya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga, apalagi menjelang Lebaran. Operasi pasar dan pemantauan harga terus kami intensifkan,” ujar Sekretaris Daerah Kota Probolinggo sekaligus Ketua Harian TPID, Agus Supriyadi.
Agus menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk menjaga kestabilan harga pangan. “Kami mendukung penuh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan program 4K agar inflasi tetap dalam sasaran nasional, yaitu 2,5 ± 1%,” tutup Agus.
Inflasi Probolinggo Naik 1,53% di Maret 2025, Tarif Listrik Jadi Pendorong
Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy
admin
1 min read
