JATIMTIMES - Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak buka suara mengenai kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang belum lama ini diteken Presiden AS Donald Trump. Emil menilai, Jatim mau tidak mau akan terkena dampak kebijakan tersebut.
Hal ini disampaikan Emil Dardak ketika menyampaikan paparan di sela-sela kegiatan halal bihalal bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim di Surabaya, Selasa (8/4/2025). Emil menyebut Jatim memiliki sejumlah tantangan dalam menggenjot perekonomian.
Baca Juga : HUT ke-111, Wali Kota Malang: Gotong Royong jadi Kekuatan Menuju Mbois Berkelas
Ia mengulas berbagai faktor, mulai dari persoalan domestik hingga perkembangan situasi global. Pada kesempatan itulah dia menyinggung persoalan tarif impor yang ditekan Presiden AS Donald Trump.
"Enggak bisa duduk manis ini udah. Enggak bisa tenang-tenang, ditambah lagi kita digoyang dengan kebijakan dari Amerika," kata Emil.
Menurutnya, Jatim akan merasakan dampak kebijakan tarif impor AS dari dua sisi. Pertama dari sisi ekspor produk-produk dari Jatim, kedua dari sisi impor produk asal AS.
"Dari sisi ekspor kita punya pabrik sepatu atau alas kaki, di Nganjuk, di Madiun, itu padat karya. Pangsa pasarnya ke Amerika lumayan besar, kalau tekstil kita enggak terlalu banyak. Cuma tadi alas kaki, kemudian juga furniture, kita punya pabrik furniture," urainya.
Dengan begitu, efek domino bisa saja terjadi mengingat industri terdampak termasuk padat karya. Artinya, nasib para pekerja pabrik juga bisa terancam.
"Tapi bukan hanya mengirim barang keluar, ke dalamnya juga kita harus pikirkan. Karena apa? Karena kita selama ini doyan makan roti, bahan bakunya terigu atau gandum. Kemudian suka makan tempe, tahu, bahan bakunya kedelai. Itu dua-duanya impornya dari Amerika," urainya.
Emil Dardak pun menaruh perhatian pada respons Presiden Prabowo terkait kebijakan tarif Trump. Jika Indonesia juga menaikkan tarif impor bahan baku asal AS, Emil khawatir Jatim makin terdampak.
Baca Juga : Ajak Warga Cek Kesehatan Gratis, Dinkes Jatim Ungkap Penyakit Terbanyak Usai Lebaran
"Kalau Amerika kasih kita tarif 32 persen, kemudian Pak Prabowo mengatakan Ayo kita balas, karena kesepakatan pemimpin ASEAN, maka kita akan semakin kesulitan mencari gandum. Biasanya ngambil dari Ukraina, masih perang sama Rusia, nah ini kan harus cepat-cepat dicari ini ya sumbernya," tandasnya.
"Begitu pula dengan kedelai, mau ngambil dari mana alternatifnya. Kalau enggak salah Amerika Latin punya potensi sebenarnya untuk menjadi supplier. Nah ini adalah contoh-contohnya bagaimana kemudian kita tidak bisa duduk tenang karena dunia terus bergejolak," sambung Emil Dardak.
Seperti diketahui bersama, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor barang asal Indonesia sebesar 32 persen. Tarif terbaru tersebut merupakan tarif timbal balik atau resiprokal, karena Indonesia juga mengenakan tarif terhadap produk-produk asal Negeri Paman Sam yang masuk ke tanah air.
Kebijakan tarif Trump itu akan diberlakukan secara bertahap, di mana tahap pertama berupa tarif dasar 10 persen untuk semua negara mulai efektif pada Sabtu, 5 April 2025. Kemudian, tarif khusus untuk sejumlah negara akan mulai diterapkan pada Rabu, 9 April 2025.