JATIMTIMES - Pemanfaatan metode pembayaran digital melalui QRIS (quick response code Indonesian standard) di kawasan wisata Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, hingga kini masih tergolong rendah. Data terakhir mencatat, baru sekitar 10 persen pengunjung yang memanfaatkan sistem pembayaran non-tunai tersebut saat masuk ke salah satu kawasan wisata unggulan Jawa Timur itu.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Dikpora) Magetan Joko Trihono menjelaskan bahwa rendahnya angka penggunaan QRIS tersebut masih menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya. Padahal, metode pembayaran digital tersebut disediakan untuk mempermudah akses dan transaksi pengunjung di pintu masuk Sarangan.
Baca Juga : Tips Kembali Semangat Beraktivitas dan Anti-Malas-malasan setelah Libur Panjang
"Implementasi QRIS baru sekitar 10 persen dari total pengunjung. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih nyaman dengan pembayaran tunai," ujar Joko Trihono.
Ia menambahkan, salah satu faktor utama yang menyebabkan masih rendahnya penggunaan QRIS adalah minimnya literasi digital dan kebiasaan masyarakat yang belum terbiasa dengan sistem pembayaran elektronik.
"Penggunaan QRIS ini sebenarnya juga salah satu upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, bahwa apa yang sudah kita laksanakan ini sudah berbasis elektronisasi. Tetapi kita tahu masyarakat kita belum semuanya melek IT. Jadi, di pintu masuk selain kita siapkan pembayaran QRIS. Juga masih kita layani yang melakukan pembelian tiket secara manual. Dan satu lagi mungkin mereka dalam sistem keuangan belum mengenal perbankan digital. Jadi, mereka lebih nyaman menyimpan uang di bank daripada di HP," lanjutnya.
Menurut dia, pihak pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya pengunjung dan pelaku wisata, agar beralih ke metode pembayaran digital yang lebih praktis dan aman.
"Kami akan terus melakukan edukasi, termasuk menggandeng perbankan dan pelaku UMKM untuk mendorong penggunaan QRIS, tidak hanya di loket masuk, tapi juga di seluruh ekosistem wisata seperti warung, oleh-oleh, hingga jasa sewa," ungkap Joko.
Baca Juga : Daftar Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Bersama Ketupat, Nomor 1 Favorit Orang Indonesia
Diharapkan, dengan peningkatan penggunaan QRIS, sektor pariwisata Magetan bisa lebih maju dan terintegrasi dengan sistem digital nasional, serta mendukung program pemerintah dalam menciptakan ekosistem pembayaran nontunai yang inklusif.
Telaga Sarangan sendiri setiap akhir pekan maupun musim libur selalu dipadati ribuan wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah. Potensi besar ini diharapkan dapat dimaksimalkan melalui layanan yang makin modern dan efisien.