free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Momen Ramadan, Penerimaan Pajak Resto di Kota Batu Belum Terkerek

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi sejumlah restoran di Kota Batu cenderung sepi saat siang hari di momen Ramadan.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Momen Ramadan kerap dinantikan untuk meraih keberkahan, tak terkecuali para pelaku ekonominya. Namun, meski aktivitas masyarakat tengah meningkat, di sisi penerimaan pendapatan daerah dari sektor pajak restoran (resto) di Kota Batu belum terkerek.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batu mencatatkan setoran Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PJBT) makanan dan minuman atau pajak restoran saat ini cenderung landai. Dikatakan Kepala Bapenda Kota Baru Mohammad Nur Adhim, belum terlihat pergerakan signifikan hingga akhir dasarian dua bulan Maret.

Baca Juga : Terjadi 134 Gempa Bumi Jelang Akhir Ramadan

"Kalau Ramadan kali ini belum berdampak signifikan, untuk PJBT restoran. Setorannya saat ini cenderung landai," kata Nur Adhim saat dikonfirmasi, belum lama ini.

Masalah ini berbeda dengan dua daerah aglomerasi seperti Kota Malang dan Kabupaten Malang. Di mana Kabupaten Malang diprediksi kenaikan pajak restoran mencapai 5 persen. Sedangkan di Kota Malang mencapai 18 persen.

"Setorannya masih biasa saja, tidak ada peningkatan," tegasnya.

Hal ini terjadi meski banyak agenda buka puasa bersama di beberapa tempat usaha terkategori resto. Ia mengaku saat siang hari kondisi restoran maupun kafe cenderung sepi. Sementara hanya kembali ramai saat momen buka puasa. Sehingga, momen itu menjadi titik balik menanggulangi rendahnya omzet restoran ketika siang hari.

Ditambahkan dia, kondisi kunjungan wisata juga menurun. Pasalnya kegiatan pariwisata kerap memberikan efek domino. Baik pajak hiburan, pajak hotel dan pajak restoran. Namun, Adhim menyebut pajak hiburan dan pajak hotel justru malah menurun.

"Jadi jarang yang berkunjung (ke restoran)," tambah dia.

Baca Juga : Membongkar Silsilah Syekh Siti Jenar: Wali Dengan Nasab Mulia, Bukan Jelmaan Cacing

Saat ini, kebanyakan warga lokal yang menetap enggan membeli makan di luar. Berbeda kondisi dengan di Kota Malang yang masih banyak mahasiswa. "Sekarang warga jarang malan di luar. Kalau di Kota (Malang), mereka, termasuk mahasiswa banyak beli di luar," tuturnya.

Meski demikian, Adhim mengaku tak banyak khawatir. Sebab, saat ini angka realisasi pajak restoran sudah melampaui target. Realisasinya sudah menyentuh 27 persen dari target triwulan pertama sebesar 25 persen. Persentase itu setara dengan Rp 9,6 miliar dari total target Rp 35,9 miliar.

"Secara umum masih terpenuhi. Dan keseluruhan target untuk triwulan pertama sudah melebihi," imbuh Adhim.