free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Heboh! Klip Iclik Cinta Berlatar Perpusnas Bung Karno, GMNI Blitar Lapor Polisi

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Tampak dua penyanyi "Iclik Cinta" membuat videoklip di area Perpusnas Bung Karno, Blitar. (Foto: YouTube)

JATIMTIMES - Videoklip lagu Iclik Cinta yang berlatar Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Bung Karno menuai kontroversi. DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Blitar mengecam video tersebut dan bahkan melaporkan pihak manajemen ke polisi. 

Ketua DPC GMNI Blitar Vita Nerizza Permai menilai bahwa pembuatan videoklip di lokasi bersejarah seperti makam Bung Karno dan Perpusnas Bung Karno tidak pantas dan mencederai nilai-nilai perjuangan Sang Proklamator. 

"Makam Bung Karno merupakan simbol perjuangan dan pengorbanan yang telah memberikan banyak arti bagi bangsa Indonesia," ujar Vita dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (8/3/2025). 

Vita juga menekankan bahwa videoklip tersebut tidak senonoh dan tidak mendidik, apalagi dilakukan di tempat yang memiliki makna historis tinggi. "Kami merasa perlu untuk menegaskan bahwa tindakan semacam ini tidak dapat dibenarkan dan harus mendapat perhatian serius dari semua pihak," tegasnya. 

Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum di Unisba Blitar, Vita juga mengingatkan bahwa cagar budaya dilindungi oleh undang-undang. Dalam Pasal 66 UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dinyatakan bahwa setiap orang dilarang merusak cagar budaya baik secara fisik maupun nonfisik yang mengurangi nilai pentingnya. 

Berdasarkan dugaan pelanggaran tersebut, GMNI Blitar telah mengadukan kasus ini ke Polres Blitar Kota. "Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian soal hal ini dan kemungkinan besar akan kami adukan," ungkap Vita. 

Dia berharap kepolisian segera menindaklanjuti laporan ini dengan memeriksa pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan videoklip tersebut.
"Kami mendesak pihak kepolisian untuk mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan dan memastikan bahwa kesakralan tempat-tempat bersejarah kita tetap terjaga," lanjutnya. 

Selain itu, Vita juga mengimbau para seniman dan kreator konten agar tetap menghormati nilai sejarah dan norma budaya dalam berkarya. 

Tidak hanya GMNI Blitar. Pihak Perpusnas Bung Karno juga menyatakan keberatan atas penggunaan tempat mereka sebagai lokasi syuting videoklip. 

Ketua Kelompok Kerja Layanan Informasi dan Kerja Sama Perpusnas Bung Karno, Hery Purwanto, mengungkapkan bahwa pembuatan video itu tidak memiliki izin dari pihak pengelola. Pihak Perpusnas baru mengetahui adanya video tersebut setelah menerima banyak keluhan dari masyarakat. 

Perpusnas pun menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang pembuatan konten di area perpustakaan, namun harus sesuai dengan nilai-nilai edukatif dan sejarah yang dijunjung oleh tempat tersebut. 

Karena viral, pihak manajemen pembuat video itu datang ke Perpusnas dan menyepakati untuk mengganti video latar belakang. Namun, meskipun ada kesepakatan mengganti latar videoklip, berdasarkan pantauan JatimTIMES, videoklip di YouTube Mala Agatha Official itu tetap menampilkan latar yang jelas berasal dari Perpusnas Bung Karno. 

Kontroversi ini juga ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak warganet yang mengecam videoklip tersebut dan menganggapnya sebagai tindakan tidak menghormati sejarah. 

Di akun YouTube Mala Agatha Official, video Iclik Cinta telah ditonton lebih dari 30 ribu kali dan banjir kritik. 

"Lagu wes ra berbobot malah dinyanyikan depan halaman gedung proklamator. Bihh, bagaimana mikirnya hadeewwwhhhh," tulis akun @MasSindu. 

"Lokasinya di Perpustakaan Bung Karno Blitar tapi lagunya ‘Iclik Cinta’. Emang bener SDM Indo RENDAHHHHH," ujar @SultanSabillah. 

"Ngisin-ngisini Blitar ae…," tulis @denyaldydormantoro91. 

"Aku yo wong Blitar, bolo. Prihatin dengan kondisi iki… Peeehhhh… Gaskeun ben di-banned lagune," kata @KangDheHarry. 

Untuk diketahui, kasus ini bermula dari unggahan videoklip lagu "Iclik Cinta" karya Mala Agatha dan Icha Cellow yang mengambil latar Perpustakaan Nasional Bung Karno di Blitar. Video tersebut menjadi kontroversi karena menampilkan dua penyanyi dengan pakaian seksi di lokasi yang memiliki nilai sejarah tinggi. 

Netizen ramai-ramai mengecam, sementara pihak Perpusnas Bung Karno mengaku tidak mengetahui adanya pengambilan gambar tersebut. Setelah mendapat banyak protes, pihak Perpusnas pun bertemu manajemen video dan disepakati untuk mengubah latar belakang. Namun hingga kini video yang beredar masih memperlihatkan elemen khas Perpusnas Bung Karno.