Dibesarkan Musuh, Dilindungi Rakyat – Raden Trunajaya dan Mataram

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya

19 - Jun - 2025, 03:55

Lukisan realis Raden Trunajaya, bangsawan Madura keturunan Arosbaya, yang memimpin pemberontakan besar terhadap Mataram pada abad ke-17. (Foto: JatimTIMES)


JATIMTIMES - Dalam gelap terang sejarah Jawa abad ke-17, nama Raden Trunajaya menjulang sebagai salah satu figur yang mempersonifikasikan paradoks politik Mataram: seorang bangsawan Madura yang dibesarkan di jantung kekuasaan musuhnya, namun kelak menjadi simbol pembangkangan paling genting terhadap tahta Mataram. Kisah hidupnya, jika ditilik lebih dalam, bukan hanya sebatas pemberontakan bersenjata, melainkan narasi panjang tentang luka warisan feodal, intrik keluarga, dan perlindungan rakyat jelata terhadap seorang anak bangsawan yang dikhianati oleh darahnya sendiri.

Tulisan ini hendak menelusuri jejak Trunajaya dari masa kecilnya yang getir, hubungannya dengan kekuasaan, serta jaringan solidaritas rakyat Madura yang menjadi tumpuan perlindungan dan kekuatan politiknya. Pendekatan historiografis ini mengandalkan sumber-sumber primer: laporan-laporan Belanda, babad Jawa dan Madura, serta testimoni tokoh kontemporer abad ke-17.

Baca Juga : Sambil Kirim Doa untuk Palestina, Yayasan 17 Oktober Indonesia Kenalkan Diri ke Masyarakat

Anak dari Leluhur Terbunuh: Trunajaya dalam Bayang Darah

Tahun 1656 menjadi pembuka bagi sebuah tragedi keluarga bangsawan Madura. Ayahanda Raden Trunajaya, yang tidak disebutkan namanya secara eksplisit dalam dokumen-dokumen Belanda, dieksekusi bersama sejumlah abdinya. Dalam usianya yang masih sangat muda, sekitar tujuh tahun, Trunajaya tidak ikut terbunuh. Ini barangkali karena ketidakberdayaan anak kecil dianggap tidak membahayakan dalam kalkulasi politik internal. Namun, tidak berarti ia luput dari dampak psikologis dan sosial dari tragedi tersebut.

Peristiwa ini juga menandai dimulainya babak baru: pengasingan dan pengasuhan di bawah pamannya, Raden Undagan, yang menjabat sebagai Adipati Sampang. Sosok inilah yang kemudian lebih dikenal dalam sejarah sebagai Panembahan Cakraningrat II, tokoh berpengaruh di Madura dan disebut dalam Dagregister (20 Agustus 1664) sebagai bangsawan yang lebih banyak menghabiskan waktunya di Mataram, alih-alih di tanah kekuasaannya sendiri. Posisi ganda ini—sebagai adipati Madura namun tinggal di pusat kekuasaan Jawa—memberi isyarat akan keterkaitan kompleks antara penguasa lokal dan istana pusat, dengan segala nuansa intrik dan subordinasinya...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, jawa, mataram, raden trunajaya, sampang, madura,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette