Akhir Tragis Ekspedisi Amangkurat I: Kisah Tumenggung Wiraguna di Blambangan
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
16 - Jun - 2025, 04:21
JATIMTIMES - Pada pertengahan abad ke-17, saat Dinasti Mataram Islam tengah berusaha mengonsolidasikan kekuasaannya di bawah kepemimpinan Sultan Agung dan penerus-penerusnya, muncul sebuah kampanye militer yang kelak dikenang bukan karena kemenangan gemilangnya, melainkan karena akhir tragis yang menyertainya.
Salah satu tokoh kunci dalam ekspedisi militer ke Blambangan—daerah paling timur Pulau Jawa yang secara politis lebih dekat dengan Bali ketimbang Mataram—adalah Tumenggung Wiraguna. Dalam kisah-kisah babad, terutama Babad B.P. X dan Serat Kandha, serta catatan historiografis Meinsma, ekspedisi ini tak hanya menjadi catatan tentang bentrokan kekuasaan, tetapi juga tragedi pribadi seorang prajurit tinggi yang mengakhiri hidupnya dalam pengkhianatan dan kesepian.
Baca Juga : Al Ghazali-Alyssa Daguise Sah Jadi Suami Istri, Ini Momen Akad Nikahnya
Latar Belakang Ekspedisi
Ekspedisi ke Blambangan bermula dari laporan yang diterima Sunan Amangkurat I bahwa Adipati Blambangan, Tawang Alun, telah menjalin komplotan dengan kekuatan Bali. Menurut Serat Kandha, dalam suatu audiensi kerajaan, Sunan mengungkapkan kekhawatiran atas kabar bahwa Blambangan telah ditundukkan oleh Bali. Tawang Alun, yang semula adalah vasal Mataram, dikabarkan melarikan diri ke Bali.
Dalam konteks itu, Sunan Amangkurat I menunjuk pamannya, Pangeran Purbaya, untuk memimpin ekspedisi. Namun sang pangeran menolak dengan halus, menyebabkan kebimbangan dalam penentuan pimpinan pasukan. Akhirnya, Tumenggung Wiraguna ditunjuk sebagai panglima utama, didampingi oleh Tumenggung Danupaya, serta diperkuat oleh armada laut di bawah Tumenggung Mataram.
Ekspedisi ini digambarkan sangat meriah dalam babad. Meriam-meriam Mataram dibawa serta. Pasukan bergerak menuju timur dan tiba di perbatasan Pasuruan. Di medan pertempuran, pihak Bali dan Blambangan telah mempersiapkan pertahanan kuat. Dalam Serat Kandha disebutkan bahwa mereka dipimpin oleh lurah Jabana, Panji Danupaya (juga disebut Wanengpati), serta tokoh-tokoh seperti Tawang Alun dan Wiranegara.
Awalnya pasukan Mataram terdesak dan harus mundur. Namun melalui siasat Tumenggung Wiraguna, mereka berhasil membalikkan keadaan. Dalam pertempuran ini, banyak tokoh gugur: Ki Rangga tewas melawan Bang Wetan, Panji Pati juga tewas...