Menjemput Cahaya Islam: Pengembaraan Raden Patah dan Raden Kusen

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana

08 - Jun - 2025, 09:22

Lukisan realis: Raden Patah, Sultan Demak pertama, berdiri berdampingan dengan Raden Kusen, Adipati Terung, di halaman Masjid Agung Demak pada abad ke-15. Keduanya tengah berbincang dengan Sunan Ampel, sang guru dan ulama besar dari Wali Songo. (Foto: JatimTIMES)


JATIMTIMES - Pada akhir abad ke-15, ketika gugurnya cahaya Hindu-Buddha di timur Nusantara mulai terasa dan semangat keislaman perlahan-lahan menapaki pesisir-pesisir utara Jawa, dua nama muda dari Palembang mengawali perjalanan spiritual dan politiknya menuju jantung perubahan peradaban. 

Mereka adalah Raden Patah dan saudara seayahnya, Raden Kusen. Lahir dari rahim kekuasaan Majapahit namun dididik dalam percabangan dua keyakinan besar, keduanya kemudian menjadi pelaku utama dalam babak akhir kebesaran Majapahit dan pembuka lembaran baru sejarah Islam di tanah Jawa.

Baca Juga : Ini Kepala Daerah yang Berani Mendukung Wisata Sekolah di Tengah Pro Kontra

Raden Patah, putra Raja Majapahit dari selir asal Tionghoa, sejak kecil tumbuh di bawah asuhan ibunya dan Arya Damar, penguasa Palembang yang kala itu masih menganut nilai-nilai kepercayaan Hindu-Buddha. Pendidikan agama dasar yang diperolehnya dari sang ibu, menjadi bekal awal dalam menumbuhkan benih keislaman di dalam dirinya. 

Namun, seiring kedewasaannya, ia merasa haus akan pemahaman yang lebih dalam tentang Islam. Ketidakpuasan ini memuncak saat diskusi-diskusi keagamaan antara dirinya dan Arya Damar seringkali berujung pada perbedaan tajam.

Naskah "Serat Kandaning Ringgit Purwa" menggambarkan dengan cukup gamblang perdebatan antara Raden Patah dan Arya Damar mengenai hakikat ajaran yang sejati. Di dalamnya disebutkan bahwa Arya Damar masih berpegang pada ajaran "ngelmu Buda"—sebuah bentuk ajaran spiritual yang merupakan sintesis Hindu-Buddha. 

Sementara itu, Raden Patah, yang telah mengenal dasar-dasar Islam, memilih jalur tauhid sebagai fondasi hidupnya. Kekecewaannya terhadap Arya Damar bahkan membawanya mengambil langkah ekstrem: meninggalkan istana Palembang, melakukan uzlah dan tirakat di Gunung Sumirang.

Pengasingan itu bukan sekadar penghindaran dari konflik ideologis, namun juga sebuah persiapan spiritual menuju pengabdian yang lebih besar. Raden Kusen, putra kandung Arya Damar, yang kala itu sudah menyadari kecemerlangan visi spiritual sang saudara, memilih untuk meninggalkan ayahnya dan menyertai Raden Patah dalam perjalanan pengembaraan yang berat. 

Tekadnya bulat, seperti digambarkan dalam kutipan naskah kuno: "Pejah gesang paman kula, andherek panduka."—hidup dan mati akan diabdikan bagi sang paman...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, raden patah, raden kusen, sejarah islam, sejarah jawa, majapahit,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette