Waspada Kolesterol dan Hipertensi Saat Idul Adha, Ini Tips Sehat dari Dosen hingga Nakes
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
06 - Jun - 2025, 03:23
JATIMTIMES - Idul Adha kerap identik dengan konsumsi daging kurban yang melimpah, mulai dari sate, gulai, hingga tongseng. Di balik kelezatannya, perlu diingat pentingnya menjaga pola makan agar tak terjebak dalam risiko kolesterol hingga hipertensi tinggi.
Berikut ini JatimTIMES rangkum tips agar perayaan Idul Adha tetap sehat dari dosen hingga tenaga kesehatan.
Baca Juga : Bupati Sanusi Serahkan Sapi Kurban dari Presiden Prabowo di Donomulyo
Tips Sehat Ala Dosen sekaligus Dokter
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Dr. Wahyudi Widada, M.Ked menjelaskan Idul Adha memang waktu yang tepat untuk berbagi dan mempererat solidaritas, tapi harus diiringi dengan pola konsumsi yang sehat.
"Perayaan Idul Adha seharusnya jadi momen berbagi. Tapi sering kali malah memicu sifat rakus. Banyak orang justru lebih fokus menikmati daging dalam jumlah besar, bukan membagikannya secara merata," ujar Wahyudi dikutip laman resmi Unmuh Jember, Jumat (6/6/2024).
Ia menyoroti kebiasaan sebagian masyarakat yang bangga karena hewan kurbannya banyak, namun masih saja ada warga sekitar yang tak kebagian daging.
“Masjid-masjid sering membanggakan jumlah hewan kurban yang disembelih, tapi masih saja ada tetangga yang tidak kebagian atau justru mendapat dua kali,” jelasnya.
Wahyudi juga membandingkan pola konsumsi daging masyarakat Arab dan Indonesia. Menurutnya, orang Arab rata-rata mengonsumsi 1 kilogram daging kambing per minggu. Tapi yang mereka makan adalah daging tanpa lemak, sehingga tetap sehat.
Sementara di Indonesia, daging sering diolah menjadi hidangan berlemak tinggi seperti gulai, rawon, dan sate. “Di Indonesia, makanan daging biasanya diolah dengan banyak lemak. Belum lagi kebiasaan memanaskan makanan berulang kali, yang justru bisa meningkatkan risiko kesehatan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemanasan makanan berulang, terutama yang mengandung santan, bisa menyebabkan perubahan kandungan menjadi radikal bebas.
“Santan yang awalnya baik untuk menurunkan kolesterol bisa berubah menjadi radikal bebas jika dipanaskan berulang-ulang,” tambahnya.
Terkait jenis daging, Wahyudi mengingatkan bahwa daging sapi memiliki kadar lemak lebih tinggi dibanding kambing. Artinya, risiko kolesterol juga lebih besar jika dikonsumsi berlebihan...