Viral Dugaan Booking Lahan Camp di Gunung
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
03 - Jun - 2025, 04:05
JATIMTIMES - Baru-baru ini ramai beredar video viral di media sosial yang menuai sorotan di kalangan pendaki. Video tersebut menunjukkan dugaan adanya praktik booking lahan camp oleh operator wisata gunung atau tour operator (TO).
Salah satu unggahan yang ramai dibahas diunggah oleh akun TikTok @anakpakdo, yang mengaku diminta pindah usai mendirikan tenda di area Plawangan Gunung Rinjani.
Baca Juga : Daftar Anime Summer 2025 Lengkap dengan Tanggal Rilis dan Sinopsis
“Nah tadi tuh kita udah pasang tenda di sini, terus katanya itu udah dibooking gitu. Terus kita diusir, dari tenda udah jadi di sini, pindahlah kita cari di sebelah sini,” ujar akun @anakpakdo dalam video tersebut.
Dalam unggahannya, ia menjelaskan kronologi kejadian yang dialami saat mendaki Rinjani tanpa menggunakan jasa porter. Pendakian dilakukan pada 13 Mei 2025 dan tiba di Plawangan-2 sekitar pukul 17.00 WITA. Sebelum mendirikan tenda, pemilik akun tersebut mengaku sudah menanyakan ke beberapa porter di sekitar lokasi soal status lahan.
“Saya paham betul konsep pakai trip. Saya juga paham soal porter yang akan datang duluan memasangkan tenda untuk tamunya,” tulisnya.
Menurutnya, beberapa porter yang ditemui mengaku lahan tersebut bisa digunakan. Namun setelah tenda selesai didirikan, seorang porter lokal datang dan menyuruhnya pindah, dengan alasan tempat itu sudah dibooking untuk tamu lain.
“Padahal nggak ada penanda apapun. Lalu tanpa debat panjang saya dan teman-teman pindah cari tempat lain,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan adanya porter lokal yang menjadi saksi, salah satunya adalah @amakrizil, yang saat itu tengah berada di tenda dan mengobrol bersamanya.
“Saya tidak menyebut nama/merk OT manapun, komentar ataupun sentimen negatif publik adalah di luar kendali saya,” tulisnya.
Video lain juga beredar dan memperlihatkan spanduk merah bertuliskan “Selamat Datang di Camp Area Tiga Dewa Adventure.” Beberapa tenda merah terlihat sudah terpasang di lokasi tersebut, lengkap dengan umbul-umbul yang menampilkan nama operator wisata gunung itu.
Kemunculan spanduk tersebut lantas menggiring opini publik soal adanya booking lahan atau praktik monopoli area camp yang dilakukan oleh tour operator tertentu...