Bukan Hanya Sepi Pasien, RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Terancam Kolaps
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
23 - May - 2025, 12:11
JATIMTIMES - Ketegangan terasa saat rapat Komisi I DPRD Kota Blitar yang digelar di RSUD Mardi Waluyo, Kamis sore 22 Mei 2025. Para wakil rakyat tak lagi mampu menyembunyikan keprihatinan mereka terhadap kondisi rumah sakit pelat merah kebanggaan Kota Blitar itu.
Dengan nada tegas, Ketua Komisi I Agus Zunaidi mendesak Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin untuk turun langsung mengevaluasi manajemen RSUD Mardi Waluyo yang dinilainya sedang berada di ambang krisis.
Baca Juga : Promo Elegan, Harga Terjangkau: Graha Bangunan Tawarkan Diskon 15 Persen Handle Kunci Belleza
Agus mengungkapkan, selama beberapa bulan terakhir, pihaknya menerima beragam keluhan dari pegawai RSUD, mulai dari dokter spesialis hingga staf pelayanan. Keluhan itu tak sekadar menyangkut kesejahteraan, tetapi juga kualitas layanan yang menurun drastis. Dalam kunjungan kerja yang dilakukan Komisi I ke RSUD Mardi Waluyo sore itu, realitas kelam mulai terkuak.
“Kami mendapati bahwa tidak hanya jumlah pasien yang turun, tapi juga muncul persoalan serius soal hak pegawai yang belum dibayarkan. Nilainya bahkan mencapai Rp 12 miliar,” kata Agus kepada wartawan usai rapat.
Ia menilai, kondisi ini berbahaya jika terus dibiarkan. “Bukan hanya mengancam pelayanan kesehatan warga, tetapi juga mengganggu stabilitas internal rumah sakit,” ujarnya.
Krisis keuangan RSUD Mardi Waluyo, menurut DPRD, bukan terjadi tiba-tiba. Agus menyebut manajemen rumah sakit gagal membaca tren dan merespons dinamika kebutuhan pasien. Ia menyayangkan pengelolaan yang dinilainya terlalu birokratis dan minim inovasi. “Bahkan urusan kecil seperti pengelolaan parkir saja tidak diperhatikan. Ini menunjukkan lemahnya komunikasi dan koordinasi dari pimpinan rumah sakit,” katanya.
Komisi I pun merekomendasikan agar wali kota Blitar tidak tinggal diam. Evaluasi menyeluruh diperlukan, mulai dari aspek manajerial, keuangan, hingga pendekatan komunikasi internal. “Sudah saatnya wali kota turun tangan langsung. Tidak bisa lagi sekadar memantau dari atas meja,” kata Agus.
Bagi dia, kehadiran pemimpin di tengah krisis bukan hanya simbolik, tetapi menjadi kunci pemulihan kepercayaan pegawai dan masyarakat.
Sementara itu, Direktur RSUD Mardi Waluyo M. Muchlis tak menampik kondisi keuangan rumah sakit yang kian memburuk. Dalam pernyataannya, Muchlis menyebutkan bahwa dua tahun terakhir menjadi masa yang berat bagi institusinya...