Bimtek Persemaian Gali Potensi Prancak dan Selopuro, Tembakau Khas Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
21 - May - 2025, 02:54
JATIMTIMES — Pagi masih basah oleh embun saat para petani di Desa Jatitengah, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar mulai mengayunkan langkah ke persemaian tembakau. Di tangan mereka, benih-benih kecil yang kelak akan menjelma menjadi tanaman bernilai tinggi. Tahun ini, para petani tembakau di Blitar tidak lagi melulu mengandalkan pasokan dari luar kota. Sebab, pemerintah daerah tengah mendorong satu perubahan besar: kemandirian dari akar—dari persemaian.
Melalui dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar memulai rangkaian bimbingan teknis (bimtek) persemaian tembakau untuk tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung serentak di berbagai kecamatan dengan dua jenis varietas: tembakau Prancak hasil kemitraan dengan PT Djarum, dan tembakau lokal khas Blitar yang didampingi Balai Penerapan Modernisasi Pertanian.
Baca Juga : Diskominfo Kabupaten Malang Gelar Podcast Sosialisasi DBHCHT untuk Sektor Kesejahteraan Masyarakat
“Tahun ini, kami mulai dengan persemaian. Ini pondasi penting. Karena selama ini petani kekurangan bibit siap tanam, bahkan sampai beli dari Tulungagung,” ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno, saat ditemui pada Rabu, 21 Mei 2025.
Ada enam titik lokasi persemaian. Untuk varietas Prancak, bimtek digelar di Wates dan Tambakrejo, dua kecamatan di wilayah selatan yang memang cocok untuk varietas ini karena karakter tanahnya. Sementara itu, varietas tembakau lokal jenis Selopuro—dengan sub-varietas seperti Lulang, Mancung, dan Kenongo—dikembangkan di Desa Selopuro dan Desa Jatitengah di Kecamatan Selopuro, serta Desa Sragi di Kecamatan Talun dan Desa Soso di Gandusari.
Tembakau Selopuro, yang telah lama menjadi identitas pertanian di Blitar utara, kini mulai dipoles kembali. “Ada lima jenis: Lulang, Mancung, Kenongo, Kalituri, dan Sedep. Tapi yang kini favorit petani ya Lulang, Mancung, dan Kenongo. Karena daunnya lebar dan produksinya tinggi,” ujar Lukas.
Meski Kalituri dan Sedep kalah pamor karena penampilannya kalah menarik, Lukas melihat potensi tersembunyi. Menurutnya, jika dirawat dengan baik, kedua jenis itu punya bobot dan nilai jual. Tapi pada akhirnya, pilihan kembali kepada petani...