Mahasiswa Unisba Blitar Jadi Motor Pendidikan Demokrasi Berkelanjutan Bersama KPU dan DPR
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
20 - May - 2025, 01:20
JATIMTIMES — Tanda-tanda lahirnya demokrasi baru itu tampak di salah satu ballroom Hotel Santika, Kota Blitar. Bukan dari mimbar elite politik, melainkan dari kursi-kursi deret mahasiswa yang tak sekadar hadir, tetapi bicara, bertanya, dan berpikir kritis.
Forum bertajuk Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan pada 13 Mei 2025 lalu bukan sekadar agenda formal KPU RI dan Komisi II DPR RI, melainkan menjadi momentum kolektif untuk membangun demokrasi yang lebih dekat dan relevan bagi generasi muda.
Baca Juga : Aksi Gila Bakar Pikap di Blitar, Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa
Unisba Blitar, melalui mahasiswanya, tampil bukan sebagai pelengkap barisan audiens. Mereka mengambil peran. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus ini menggandeng Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk ikut terlibat dalam diskusi yang mengupas tantangan demokrasi pasca-Pemilu 2024 dan membedah arah Demokrasi 5.0 ke depan.
Ketua KPU Kota Blitar Rangga Bisma Aditya yang membuka acara menyebut bahwa demokrasi yang sehat bukan semata soal prosedur. Ia menyebut partisipasi aktif generasi muda sebagai pilar utama kelangsungan sistem demokrasi yang adil dan berkelanjutan. “Saya menyaksikan semangat itu hidup di tengah mahasiswa. Mereka bukan hanya tahu hak pilihnya, tapi juga ingin tahu bagaimana sistem ini dibangun dan dijaga,” ujarnya dalam sambutan.
Wali Kota Blitar H Syauqul Muhibbin—akrab disapa Mas Ibin—mengamini pernyataan tersebut. Dalam keterangannya, ia menyebut pendidikan pemilih yang berkelanjutan adalah tameng awal untuk mencegah konflik demokrasi yang bersumber dari ketidaktahuan dan manipulasi politik. Mas Ibin menyebut mahasiswa sebagai titik tumpu harapan bangsa dalam merawat ruang-ruang politik yang sehat.
“Demokrasi itu tak bisa dijaga hanya oleh undang-undang dan aparat. Ia tumbuh karena pemahaman yang merata, terutama di kalangan muda,” katanya.
Diskusi panel berlangsung dinamis. Tiga narasumber utama dihadirkan: Anggota Komisi II DPR RI Romy Soekarno, anggota KPU Provinsi Jatim Choirul Umam, dan akademisi sekaligus lawyer Dr Khoirul Anam. Ketua KPU Blitar memberikan cenderamata kepada Romy Soekarno sebagai tanda sinergi antarlembaga.
Di tengah forum, Romy Soekarno menekankan bahwa Pemilu 2024 adalah panggung pembelajaran bagi semua pihak. Disinformasi digital dan algoritma politik dinilai menjadi tantangan baru. Ia menyebut masa depan demokrasi—yang ia istilahkan sebagai Demokrasi 5...