Prabu Sri Suhita: Raja Wanita Tangguh di Tengah Kekacauan Majapahit
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
08 - May - 2025, 07:05
JATIMTIMES- Setelah kematian Maharaja Wikramawardhana pada tahun 1429 Masehi, Majapahit dihadapkan pada periode penuh gejolak di bawah pemerintahan Maharani Sri Suhita.
Walaupun dia dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan tangguh, masa pemerintahannya diwarnai dengan serangkaian pemberontakan dan intrik yang melemahkan kekuatan Majapahit.
Baca Juga : Momen Hardiknas, MPM Honda Jatim Ajak Siswa SMAN 1 Blitar Unjuk Kreativitas di PCX160 Gen-Z School Movement
Prabu Sri Suhita, yang dikenal sebagai raja perempuan kedua dalam sejarah Kerajaan Majapahit setelah Tribhuwana Wijayatunggadewi, merupakan simbol keberanian dan ketangguhan. Sebagai penguasa, Sri Suhita harus mengarungi masa pemerintahan yang penuh gejolak dan tantangan berat yang mengancam stabilitas kerajaan.
Namun, dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambilnya, Sri Suhita membuktikan bahwa kekuatan seorang pemimpin tidaklah bergantung pada gender, melainkan pada kedalaman visi dan keberanian untuk menghadapi segala badai yang menghadang.
Kepemimpinannya tidak hanya mempertahankan warisan kejayaan Majapahit, tetapi juga menegaskan bahwa seorang perempuan mampu memimpin dengan kebijaksanaan dan keberanian yang setara, atau bahkan melebihi, para raja terdahulu. Dalam menghadapi konflik internal dan eksternal, Sri Suhita menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati terletak pada keteguhan hati dan kemampuan untuk melihat jauh ke depan, melampaui hambatan yang ada.
Majapahit, sebuah kerajaan besar yang pernah menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan di Nusantara, mengalami masa-masa penuh tantangan dan perubahan di bawah kepemimpinan Prabu Sri Suhita. Naik takhta pada usia yang relatif muda sekitar 20 tahun, Sri Suhita menggantikan ayahnya, Maharaja Wikramawardhana, dan memimpin kerajaan dari tahun 1429 hingga 1447 Masehi.
Selama masa pemerintahannya, dia harus menghadapi dampak serius dari Perang Paregreg, sebuah konflik saudara yang memecah belah keluarga kerajaan dan meninggalkan luka mendalam dalam struktur sosial serta ekonomi kerajaan.
Silsilah Sri Suhita dalam catatan sejarah Majapahit tidak sepenuhnya jelas dan seringkali membingungkan. Kitab Pararaton, yang menjadi salah satu sumber utama sejarah Majapahit, menyebutkan silsilahnya secara samar.
Diketahui bahwa Sri Suhita adalah putri dari Bhre Daha kedua, yang merupakan keturunan dari Rajadewi, putri bungsu Raden Wijaya, pendiri Majapahit...