Puguh DPRD Jatim Desak Perda Perlindungan Anak, Prihatin Siswa SMP di Jombang Dipukuli Gegara Utang Rp 27 Ribu
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
07 - May - 2025, 02:01
JATIMTIMES - Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jombang dipukuli temannya hanya karena persoalan utang Rp 27 ribu. Ironisnya, aksi kekerasan itu direkam dan videonya tersebar luas di media sosial.
Kejadian memilukan tersebut menuai beragam tanggapan hingga sorotan dari sejumlah pihak. Tanpa terkecuali dari Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Puguh Wiji Pamungkas yang turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus kekerasan yang menimpa korban tersebut.
Baca Juga : Pastikan Kesiapan Porprov, DPRD Kota Malang Tinjau Progres Venue Stadion Gajayana
"Saya sangat menyayangkan terhadap peristiwa yang terjadi di Jombang, seorang siswa SMP memukuli temannya gara-gara utang Rp 27 ribu dan direkam lalu tersebar luas di media sosial,” ujar Puguh dalam konfirmasinya yang dimuat JatimTIMES, Rabu (7/5/2025).
Menanggapi kejadian tersebut, Puguh menekankan pentingnya Jawa Timur memiliki payung hukum yang jelas dan tegas. Terutama terhadap perlindungan anak dan perempuan.
"Saya sangat mendorong agar di Jawa Timur segera lahir Perda (Peraturan Daerah) khusus untuk perlindungan perempuan dan anak," tegas Puguh yang kini juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur ini.
Menurut Puguh, kasus serupa berupa kekerasan terhadap anak sudah sangat sering terjadi di masyarakat. Khususnya yang melibatkan siswa-siswi di lingkungan sekolah.
"Peristiwa seperti ini sudah sangat sering sekali terjadi di masyarakat Jawa Timur. Terutama terjadi kepada para siswa, anak-anak kita yang sedang belajar di bangku sekolah,” terang Puguh.
Atas pertimbangan itulah, Puguh menyebut perlindungan anak harus menjadi perhatian serius seluruh elemen. Di mana, anak-anak adalah aset penting bagi masa depan daerah dan bangsa.
"Tentunya ini menjadi salah satu perhatian yang cukup serius. Kita ketahui bersama, anak-anak kita ini adalah aset bangsa, aset kemajuan dari Jawa Timur, generasi penerus perjuangan kemajuan Jawa Timur," bebernya.
Sebaliknya, disampaikan Puguh, tanpa adanya kebijakan intervensi yang memadai, generasi muda berisiko menjadi korban kekerasan. Bahkan bisa mengalami kejadian kekerasan secara berulang...