Persekutuan Raden Kajoran dan Raden Mas Rahmat: Politik Rahasia, Ramalan Keruntuhan Mataram, dan Lahirnya Trunajaya
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
07 - May - 2025, 09:15
JATIMTIMES - Pada dekade terakhir abad ke-17, ketika angin sejarah menghempas Kesultanan Mataram dengan pergolakan internal dan tekanan eksternal, sebuah persekutuan rahasia terbentuk di balik tembok istana dan lereng pegunungan selatan. Di tengah kepungan krisis legitimasi, penindasan bangsawan, dan retaknya kohesi pusat-pesisir, dua tokoh tampil menyusun takdir baru bagi Jawa: Raden Kajoran, seorang bangsawan suci dari lereng Merapi, dan Raden Mas Rahmat, putra mahkota Mataram yang kelak menjadi Sunan Amangkurat II. Melalui tangan Kajoran, diperkenalkanlah kepada sang putra mahkota seorang pemuda Madura yang akan menjadi alat perubahan dan malapetaka: Raden Trunajaya. Dari titik ini, lahirlah konspirasi yang mengguncang jantung Mataram, mencabik sendi-sendi kekuasaan Jawa lama, dan membuka pintu bagi intervensi kolonial yang lebih dalam.
Raden Kajoran: Ulama Sufi, Bapak Mertua Trunajaya, dan Peramal Keruntuhan
Baca Juga : Ibadah Lancar dan Tenang, ini Tips Tidak Nyasar Saat Beribadah Haji di Makkah
Kajoran dikenal sebagai tanah asal keluarga keturunan darah ningrat sekaligus ulama besar. Di sanalah pada abad ke-17 berdiri megah sebuah dalem besar milik keluarga Kajoran, tempat tinggal tokoh penting dalam pemberontakan Trunajaya: Raden Kajoran Ambalik, atau Panembahan Rama.
Raden Kajoran Ambalik bukan sosok biasa. Ia adalah ulama keturunan Sunan Tembayat sekaligus bangsawan berdarah biru. Ia bukan hanya keturunan ningrat, tetapi juga dikenal sebagai tokoh spiritual yang memiliki karisma dan keahlian dalam laku tapa. Dalam catatan Daghregister VOC, Speelman menyebutnya "seorang pemburu iblis", "nabi kaum iblis"—label yang mengandung kekaguman sekaligus kekhawatiran kolonial terhadap karisma religiusnya. Penduduk setempat menyebutnya Panembahan Rama, gelar penuh hormat yang menandakan kedalaman spiritualitasnya.
Seperti tertuang dalam Babad Alit (hlm. 30, 40), Raden Kajoran Ambalik memiliki dua orang putri. Putri sulung menikah dengan Pangeran Wiramenggala, adik dari Pangeran Purbaya, sementara putri bungsu menikah dengan Raden Trunajaya.
Raden Kajoran, tokoh utama dalam konfigurasi spiritual-politik Mataram, bukan sekadar bangsawan lokal di Kadipaten Kajoran. Ia adalah bagian dari jaringan elite ulama-bangsawan (priyayi-syekh) yang berakar dalam tradisi mistik dan perlawanan...