JATIMTIMES - Masa pemulangan jemaah haji debarkasi Surabaya berakhir, seiring kedatangan kelompok terbang (kloter) 97 pada Jumat (11/7/2025). Hingga tibanya kloter terakhir tersebut, masih terdapat 8 jemaah haji debarkasi Surabaya yang tertinggal di Tanah Suci.
Kloter 97 terdiri dari 322 jemaah yang berasal dari Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Malang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Surabaya.
Baca Juga : Darah Berbek, Strategi Mangkunegaran: KPH Warsokusumo dan Lahirnya Kabupaten Blitar
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kanwil Kemenag Jatim Moh As'adul Anam menjelaskan, terdapat selisih antara jumlah jemaah ketika berangkat dengan yang pulang. Ia juga menyampaikan terdapat sejumlah dinamika selama musim haji tahun ini.
"Kita sudah melalui bersama dinamika Haji 1446H/2025 M. Embarkasi Surabaya adalah embarkasi yang luar biasa, kita memberangkatkan 36.815 orang jemaah dan sebanyak 36.701 pulang kembali ke Indonesia. Selisih 114 jemaah dari berangkat dan pulang," urainya.
Selisih 114 jemaah tersebut disebabkan adanya 94 jemaah yang wafat di Arab Saudi. Selain itu, terdapat 12 jemaah yang pulang secara mandiri. Kemudian, masih ada 8 jemaah tertinggal di Arab Saudi, terdiri dari 5 orang dirawat, 1 jemaah hilang, dan 1 jemaah melahirkan beserta pendamping.
As'adul Anam menambahkan bahwa terdapat sejumlah dinamika yang menjadi perhatian saat kepulangan jemaah haji debarkasi Surabaya, di antaranya mengenai adanya dua kloter tertunda hingga ancaman bom.
"Kloter SUB 43 dan 44 menjadi fokus nasional, karena kepulangannya ditunda demi keselamatan para jemaah. Selain itu, kloter SUB 33 juga menjadi viral di media karena harus mendarat darurat di Kualanamu akibat teror bom," tutur Anam.
Ia juga mengulas mengenai kabar membahagiakan yang hadir dalam prosesi pemulangan jemaah haji tahun ini, karena terdapat jemaah yang melahirkan di Arab Saudi. Jemaah tersebut berasal dari Kloter 83, yang melahirkan prematur di Mekkah. Namun sampai saat ini, ibu dan bayi masih belum bisa kembali ke Tanah Air.
Juru bicara PPIH Debarkasi Surabaya Sugiyo menambahkan, total 107 jemaah haji debarkasi Surabaya wafat selama masa operasional haji 2025.
Baca Juga : MTsN 2 Kota Malang Gandeng 277 Wali Murid Siapkan Generasi Unggul Lewat Tiga Program Ini
"Jemaah yang wafat dengan rincian 94 jemaah wafat di Tanah Suci, 4 jemaah wafat ketika pemberangkatan/RS Haji, 4 jemaah wafat di pesawat ketika kepulangan, 5 jemaah wafat di RS Haji ketika kepulangan," terang Sugiyo.
Kakanwil Kemenag Jatim Akhmad Sruji Bahtiar menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh PPIH Debarkasi Surabaya. “Terima kasih yang tak terhingga untuk semua PPIH Embarkasi Debarkasi Surabaya. Terima kasih untuk waktu, tenaga dan pikiran yang diberikan untuk seluruh proses demi keberhasilan Haji 2025. Saya mohon maaf jika ada hal-hal yg kurang berkenan sari saya selaku pimpinan,” ujar Bahtiar.
Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan haji 2025 ini merupakan pelaksanaan haji tersukses sepanjang sejarah, karena mampu mengatasi kesulitan yang luar biasa, seperti open seat, hingga syarikah. Menurut Bahtiar, Syarikah juga memiliki efek yang baik, salah satunya adalah terjalinnya tali silahturahmi yang semakin kuat.
“Terjalin komunikasi antara PPIH dengan KBIH, para kepala kantor Kemenag, para kepala seksi PHU, hingga masyarakat. Selain itu syarikah membuat jemaah menjadi mandiri, karena di sana terpisah-pisah satu dengan yang lain,” jelas Bahtiar.
Bahtiar juga mengingatkan untuk tetap mengambil hal-hal baik dari segala peristiwa yang terjadi dalam kegiatan Haji 2025 ini. “Semua yang terjadi atas izin dan kehendak Allah, semua itu terjadi pasti ada maksud dan tujuannya. Kita hanya perlu memberikan yang terbaik, semaksimal mungkin. Mari kita jaga semangat dan silahturami kita ini,” tegasnya.