JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersinergi dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Surabaya, menyemai benih kebaikan melalui santunan 1005 anak yatim dalam rangka memperingati 10 Muharram 1447 Hijriyah.
Bertema "Santunan Cinta Asa di Bulan Asyura," acara yang digelar di Halaman Balai Kota Surabaya, Sabtu (12/7/2025), menjadi manifestasi nyata Surabaya sebagai kota toleransi dan gotong royong.
Baca Juga : Peringati Hari Koperasi ke-78, Bupati Jember: Momentum Bangkitnya Koperasi Masyarakat
Ribuan senyum bahagia terpancar dari anak-anak yatim dari berbagai latar belakang agama dan wilayah di Surabaya, yang berasal dari induk organisasi di bawah naungan GOW. Keragaman ini bukan sebatas angka, melainkan cerminan semangat toleransi dan keberagaman yang menjadi denyut nadi Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa momen ini adalah pengingat krusial untuk mengasah empati, memperluas kepedulian, dan menanamkan cinta kasih terhadap sesama, khususnya anak-anak yatim yang adalah tanggung jawab bersama.
"Gerakan Organisasi Wanita ini luar biasa. Bagaimana kita di Surabaya membudayakan hidup saling berbagi, hidup saling tolong-menolong," tegas Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri mengapresiasi GOW atas kontribusinya dalam menumbuhkan kepedulian sosial. Ia menekankan bahwa GOW telah menjelmakan semangat pembangunan Surabaya melalui tindakan berbagi dan ketaatan kepada Tuhan.
“Tanpa memandang latar belakang, agama, atau suku, semua diberikan. Hal ini merefleksikan Surabaya sebagai kota toleransi. Saya yakin, dengan berbagi, kita melaksanakan perintah agama. Pada akhirnya, Surabaya akan semakin solid, dan rida Tuhan akan tercurah, maka Surabaya akan semakin makmur dan sentosa,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua GOW Kota Surabaya Rini Indriyani menjelaskan bahwa santunan anak yatim ini merupakan program rutin setiap Bulan Asyura. Anak-anak yatim ini merupakan perwakilan dari 46 organisasi yang tergabung dalam GOW.
"Karena organisasi ini multiagama, jadi ada agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, bahkan Konghucu. Anak-anak yatim ini bercampur rata semuanya, sehingga tadi ada doa lintas agama, karena tidak hanya satu agama saja," ungkap Bunda Rini Indriyani sapaan akrabnya.
Bunda Rini Indriyani menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan materi. Ia juga menekankan bahwa kolaborasi ini secara inheren menegaskan nilai toleransi.
Baca Juga : Jember Raih Penghargaan Terbaik Kedua dalam Optimalisasi Cakupan Kepesertaan BPJS TK se-Jatim
"Karena memang kami lintas agama, organisasi kami ini beragam. Tidak hanya dari sektor agama saja, tapi juga dari budaya, hobi, dan bermacam-macam latar belakang. Jadi, acara santunan anak yatim ini adalah salah satu cara untuk mempererat keakraban dan solidaritas kami. Dan tentunya, membawa berkah,” ujar dia.
Para penerima santunan mendapatkan tas berisi buku sekolah, pulpen, pensil, dan camilan, sebagai dukungan menjelang tahun ajaran baru. Tak hanya itu, mereka juga mendapat bantuan tunai dan bingkisan makanan ringan. GOW juga menyediakan transportasi untuk memudahkan kedatangan mereka, serta hiburan yang disajikan oleh anak-anak, memastikan kebahagiaan mereka saat pulang.
"Harapannya, kegiatan santunan ini menjadi gerakan sosial yang berkelanjutan, mengakar dalam budaya masyarakat kita, dan menjadi cerminan karakter Kota Surabaya, kota yang tidak hanya maju dalam pembangunan fisik, tetapi juga unggul dalam nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan solidaritas," ungkapnya.
Dengan demikian, Bunda Rini Indriyani mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk memelihara semangat gotong royong dan kepedulian. Ia menegaskan bahwa cinta kasih harus menjadi pondasi utama dalam mewujudkan kota yang beradab dan berkeadilan sosial.
"Saya percaya, bahwa kepedulian adalah jembatan menuju keberkahan. Apa yang kita tanam hari ini, akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya di kemudian hari. Apalagi kepada anak-anak yatim, yang hak-haknya sangat dijaga dalam ajaran agama,” pungkasnya.