JATIMTIMES - Fraksi Nasdem-PSI DPRD Kota Malang secara penuh mendukung langkah Pemkot Malang yang mulai melakukan penataan serius pada Pasar Induk Gadang (PIG). Keseriusan tersebut ditunjukan dengan memulai melakukan persiapan untuk relokasi para pedagang.
Hal tersebut menjadi langkah yang tepat, mengingat bahwa Pasar Gadang menjadi salah satu pusat distribusi komoditas dan pasar rakyat yang strategis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah relokasi pedagang di sisi selatan pasar, yang dinilai sebagai titik paling krusial karena menjadi sumber kemacetan dan kesemrawutan.
Baca Juga : Rektor Unisba Blitar Kukuhkan KSPM 2025–2027, Dorong Mahasiswa Jadi Pelopor Literasi Investasi
Anggota Fraksi Nasdem-PSI DPRD Kota Malang, Muhammad Dwicky Salsabil Fauza, menyambut baik langkah relokasi tersebut. Ia menilai kebijakan ini bukan sekadar pemindahan pedagang, melainkan bagian dari transformasi menyeluruh sistem pasar dan distribusi komoditas di Kota Malang.
"Pasar Gadang itu adalah simpul distribusi utama, penghubung antar pasar dan pusat transaksi hasil pertanian dari kawasan sekitar Malang Raya. Kita tidak bisa biarkan kemacetan dan ketidaknyamanan terus terjadi. Relokasi ini adalah langkah awal membenahi itu semua," ujar Dwicky, Kamis (11/7/2025).
Menurutnya, pembangunan yang dilakukan beberapa tahun lalu belum menyentuh akar persoalan, terutama di sektor transportasi logistik dan infrastruktur dasar pedagang. Ia menyebut kondisi selatan Pasar Gadang sudah sangat padat dan tidak layak lagi untuk aktivitas dagang.
“Dropping barang dari petani dengan truk besar setiap pagi jelas mengganggu lalu lintas. Itu butuh sistem bongkar muat sendiri. Kalau perlu, dibangun terminal khusus komoditas. Tapi yang utama saat ini, relokasi harus dikawal agar pedagang tetap nyaman,” tegas Dwicky.
Lebih jauh, Dwicky melihat proyek ini juga bisa menjadi langkah strategis meniru keberhasilan revitalisasi pasar lain di Kota Malang. Seperti Pasar Oro-Oro Dowo dan Pasar Klojen, yang kini justru menjadi destinasi belanja dan wisata kuliner.
“Ekonomi pasar itu bukan cuma jual beli antara pedagang dan pembeli. Di sekitarnya tumbuh UMKM, kuliner, ekonomi kreatif, bahkan bisa menarik wisatawan. Inilah wajah baru pasar rakyat yang harus kita bangun,” terangnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa proses relokasi belum ditopang anggaran yang memadai. Saat ini, relokasi dilakukan secara swadaya. Sejauh ini, Pemkot Malang masih hanya menyediakan anggaran untuk kebutuhan penyediaan lahan yang digunakan sebagai tempat relokasi pedagang.
Baca Juga : Drama Korea Terbaru “Trigger” Tayang di Netflix 25 Juli 2025, Kim Nam Gil Jadi Polisi Mantan Penembak Jitu
Anggaran yang disediakan yakni sebesar Rp 1,3 miliar. Sementara lahan yang disewa Pemkot Malang dengan anggaran tersebut, akan digunakan untuk menampung sekitar 686 pedagang.
Namun pihak legislatif tengah mendorong penganggaran dana pendamping untuk memastikan infrastruktur pendukung. Seperti pemenuhan kebutuhan air bersih, saluran limbah, hingga tempat sampah terbangun dengan layak.
“Kita tidak mau relokasi ini hanya soal pindah tempat. Kita ingin sistem baru yang aman, bersih, tertib, dan menguntungkan pedagang. Kami di DPRD akan dorong itu masuk dalam pembahasan anggaran,” katanya.
Dwicky menegaskan, jika penataan Pasar Gadang berjalan sukses, maka hal serupa akan menjadi acuan untuk revitalisasi pasar besar lainnya di Kota Malang. Ia berharap pembangunan ini jadi momentum mengembalikan fungsi pasar sebagai pusat ekonomi rakyat yang modern dan terintegrasi.