JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) memastikan perbaikan trotoar tetap menjadi perhatian, meski bukan jadi prioritas utama di tahun anggaran 2025.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, dalam keterangan resminya.
Baca Juga : 1.547 Calon Mahasiswa Ikuti Ujian Mandiri di UIN Maliki Malang
Menurut Dandung, perbaikan trotoar dilakukan selektif, dengan mempertimbangkan tingkat penggunaan oleh masyarakat. “Jumlah pemakai trotoar tidak begitu banyak, sehingga kita prioritaskan pada yang banyak-banyak dulu,” ujar Dandung saat diwawancarai, Selasa (8/7/2025).
Kebiasaan masyarakat dalam mobilitas harian juga menjadi perhatian. Dandung menyebut, saat ini masyarakat cenderung memilih kendaraan, bahkan untuk jarak yang tidak terlalu jauh.
“Kalau kita lihat sekarang beda dengan dulu. Jarak dekat saja masyarakat lebih banyak menggunakan sepeda motor,” kata Dandung.
Dengan kondisi ini, DPUPRPKP Kota Malang memfokuskan perbaikan hanya pada trotoar yang benar-benar dimanfaatkan oleh pejalan kaki. Sementara trotoar yang sering disalahgunakan untuk aktivitas lain seperti berdagang atau parkir liar, tidak akan diprioritaskan.
Rencana penataan trotoar juga tetap ada, termasuk untuk jalur difabel. Namun, penataan tersebut dihadapkan pada tantangan lingkungan, seperti keberadaan pohon tua yang sudah tumbuh jauh sebelum pembangunan trotoar.
“Kami tidak serta merta menebang pohon. Konservasi lingkungan tetap kami perhatikan. Tapi jalur difabel tetap akan kami fasilitasi, karena itu sudah jadi amanat peraturan perundang-undangan maupun Perda,” tegas Dandung.
Di sisi lain, tantangan infrastruktur Kota Malang tak hanya soal trotoar. Kerusakan jalan dan ambrolnya drainase menjadi masalah yang terus dipantau. Dandung menyebut, kondisi ekstrem cuaca dan aktivitas kendaraan berat seperti truk tronton menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur.
Baca Juga : Anggaran Pertanian 1,5 Persen dari APBN, Perlu Tambahan untuk Genjot Produktivitas Daerah yang Kering
“Beberapa kali drainase ambrol karena dipakai parkir kendaraan besar seperti tronton. Ini yang kita sayangkan,” kata Dandung.
Meski begitu, penanganan banjir disebut menunjukkan progres. Salah satunya di kawasan Soekarno-Hatta, di mana pembangunan saluran baru telah memasuki tahap pelaksanaan setelah kontrak ditandatangani pada 1 Juli 2025.
“PCM (Pre Construction Meeting) sudah dilakukan. Mudah-mudahan minggu ini atau bulan ini pelaksanaannya bisa dimulai,” imbuh Dandung.
Dandung menegaskan bahwa semua program pembangunan di Kota Malang memiliki prioritas masing-masing. Menurutnya, tidak ada yang lebih penting satu sama lain.
“Tidak boleh egois. Semuanya penting. Yang jelas, kami memaksimalkan anggaran yang di-plot untuk DPUPRPKP,” pungkasnya.