JATIMTIMES – Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) terus memperkuat strategi pembangunan manusia dengan meluncurkan program Pelatihan Berdasarkan Klaster Kompetensi skema Pemeliharaan dan Perbaikan Elektronika Rumah Tangga. Program ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan bagian dari visi besar untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, produktif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja masa depan.
Program pelatihan ini merupakan realisasi dari arah kebijakan pembangunan SDM yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar 2025–2029. Pemerintah daerah menyadari bahwa penguatan kualitas tenaga kerja menjadi kunci dalam menciptakan daya saing lokal yang berkelanjutan. Kegiatan ini didanai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025.
Baca Juga : Sekeluarga Ditabrak Pickup di Kawasan Hutan Baluran Situbondo, Dua Balita Tewas dan Orang Tua Luka-Luka
Plt. Kepala Disnaker Kabupaten Blitar, Antonius Nanang Adi Putranto, ST., MT., menuturkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari solusi jangka panjang untuk menjawab kebutuhan industri dan masyarakat akan tenaga kerja terampil. Menurutnya, keterampilan teknis seperti pemeliharaan peralatan elektronik rumah tangga semakin dibutuhkan di tengah pertumbuhan hunian dan dinamika teknologi sehari-hari.
“Ini adalah langkah konkret kami dalam mendorong hadirnya SDM berketerampilan tinggi di Kabupaten Blitar. Pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga punya dampak terhadap penguatan ekonomi lokal,” ujarnya.
Pelatihan berlangsung selama 14 hari, mulai 7 hingga 22 Juli 2025, di Balai Latihan Kerja (BLK) “Sound Electric” di Kendalrejo, Kecamatan Talun. Dari total 58 pendaftar, terpilih 20 peserta yang mengikuti pelatihan. Mereka terdiri dari lima orang keluarga petani tembakau dan 15 peserta lainnya hasil seleksi rekrutmen terbuka.
Usai pelatihan, para peserta akan mengikuti program magang selama lima hari. Setelahnya, mereka akan menjalani uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat yang diakui secara nasional dan internasional. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa mereka memiliki standar keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga global.
“Dengan sertifikasi ini, kami berharap peserta pelatihan tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja baru secara mandiri. Ini sekaligus menandai pengakuan terhadap kualitas tenaga kerja Blitar,” kata Nanang menambahkan.
Materi pelatihan mencakup sebelas unit kompetensi. Di antaranya adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), penggunaan alat ukur, serta teknik perbaikan pada peralatan rumah tangga seperti mesin cuci. Disnaker memastikan bahwa materi tidak berhenti pada teori semata, tetapi juga memberi ruang besar pada praktik langsung.
Baca Juga : Misteri Mayat Perempuan Berjaket Hijau Bertato, Ditemukan Tewas di Jalur Blitar–Malang
“Kami ingin peserta benar-benar siap menghadapi kebutuhan di lapangan. Maka pendekatan yang digunakan dalam pelatihan sangat aplikatif,” tandas Nanang.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Blitar dalam mempersiapkan warganya menghadapi dinamika pasar kerja yang semakin kompetitif. Tak hanya itu, pelatihan ini juga menjadi salah satu bentuk pemanfaatan anggaran publik yang tepat sasaran dan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan terus mengembangkan program pelatihan berbasis klaster dan kompetensi, Kabupaten Blitar menempatkan SDM sebagai ujung tombak pembangunan. Masyarakat tidak hanya diajak menjadi penonton dalam perubahan, tetapi dipersiapkan untuk menjadi pelaku utama pembangunan ekonomi lokal.
Sebagai bagian dari strategi pembangunan jangka menengah, langkah ini sejalan dengan arah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Blitar dalam membangun daerah yang mandiri, maju, dan sejahtera melalui peningkatan kualitas sumber daya manusianya.