JATIMTIMES - Diet OMAD atau singkatan dari One Meal A Day atau makan sekali dalam sehari menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir.
Diet OMAD memiliki jendela makan yang sangat padat. Dimana pelakunya berpuasa selama 23 jam dan hanya diperbolehkan makan satu porsi makanan berat dalam rentang waktu 1 jam.
Baca Juga : Mahasiswa Polinema Terseret Arus Pantai Ungapan, Pencarian Berlanjut hingga Malam
Ini berbeda dengan pola makan tiga kali sehari yang umum dilakukan kebanyakan orang. Para penganutnya mengklaim diet ini efektif menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Lantas benarkah diet ini aman untuk kesehatan?
Dokter spesialis penyakit dalam, Farid Kurniawan tidak setuju dengan cara penurunan berat badan dengan menjalankan diet One Meal a Day (OMAD). Menurutnya diet yang cuma makan sekali sehari bisa berbahaya bagi metabolisme tubuh.
"Kalau One Meal A Day, saya pribadi tidak setuju, terlalu ekstrem. Itu terlalu berbahaya untuk metabolisme tubuh," kata Farid mengutip Antara, Minggu (22/6/2025).
Farid menyarankan, untuk mendapatkan berat badan ideal lebih baik menerapkan prinsip gizi seimbang.
"Daripada melakukan diet ekstrem yang jelas berbahaya, saya sarankan cukup jalani diet gizi seimbang," katanya.
Dengan menjalankan diet yang menerapkan gizi seimbang membuat kalori yang masuk ke tubuh tidak berlebihan. Alhasil dalam jangka panjang berat badan yang diinginkan bisa tercapai
Baca Juga : Dokter AY Tak Hadiri Panggilan sebagai Tersangka, Penasihat Hukum Korban Minta Jangan Berbelit
"Mau makan tiga kali sehari yang porsi besar dua kali, snacking atau porsi kecil, boleh silakan. Yang penting jumlah dan komposisinya yang pas. Kalorinya enggak kelebihan, kemudian komposisi karbohidrat, protein, lemaknya juga pas," tutur Farid.
Farid mengatakan saat menjalankan sebuah pola makan terpenting saat menjalankan diet adalah suatu proses panjang bukan cuma satu atau dua tahun.
"Enggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus," kata Farid.
"Small step (langkah kecil) tapi konsisten. Enggak ada orang kalau mau sehat, dietnya cuman setahun," sambungnya.