JATIMTIMES - Tim basket putra Kota Malang terus melaju dengan kemenangan pada Porprov Jatim IX 2025. Torehan apik kembali diukir usai mengalahkan Kota Blitar dengan skor akhir 77-37.
Pelatih kepala basket Kota Malang, Sugiharto Cahyadi menilai performa anak asuhnya belum sepenuhnya stabil, terutama dalam dua kuarter awal yang seringkali dimulai dengan tempo lambat. Evaluasi tim masih tetap saat bertahan yang dinilai masih sering kecolongan.
Baca Juga : Kontingen Kabupaten Malang Raih Medali Perdana Cabor Taekwondo Porprov IX Jatim 2025
“Anak-anak sebenarnya sudah main di ritme dan skema yang kami siapkan. Tapi, masalahnya masih soal konsistensi defense. Di dua laga awal, baik lawan Jember maupun Blitar, selalu kebobolan banyak poin di awal karena defense minim,” kata Sugiharto, usai laga di GOR Bimasakti, Rabu (18/6/2025).
Menurut Sugiharto, timnya jika dilihat dari tribun penonton seperti telat panas. Bahkan, bisa dikatakan tim putra baru bisa mendominasi pada kuarter ketiga.
Padahal, idealnya sebagai tuan rumah harus mengontrol pertandingan sejak awal permainan. Karena dukungan suporter yang memadati setiap sudut tribun GOR Bima Sakti.
“Kita seharusnya ngatur permainan lawan dari awal sampai akhir. Tapi yang terjadi, kita baru ngoyo di kuarter 3 dan 4. Ini jadi evaluasi besar buat kami sebelum masuk ke fase lapangan besar,” tegas Sugiharto.
Namun, Sugiharto mengaku bahwa kemenangan atas Kota Blitar sudah diprediksi. Hanya saja, timnya sempat kecolongan poin dari tembakan tiga angka lawan di awal laga.
Baca Juga : Korban Dungaan Pencabulan Penuhi Panggilan sebagai Saksi, Polisi Kumpulkan Bukti
Sementara untuk tim putri, Sugiharto mengaku Kota Malang menunjukkan hasil positif. “Kalau putri sudah hampir pasti lolos delapan besar, besok lawan Blitar juga di laga penutup babak penyisihan. Kalau untuk putra tetap akan ada rotasi saat laga terakhir lawan Tuban, tapi kami tetap fight tidak meremehkan sedikit pun,” ungkap Sugiharto.
Untuk laga berikutnya, Sugiharto menyebut kemungkinan lawan di babak selanjutnya adalah antara Gresik atau Madiun. Dua tim itu diakui memiliki kekuatan seimbang dengan tim-tim seperti Blitar dan Jember.
“Semua lawan tidak bisa diremehkan. Kalau nanti sudah ketemu Surabaya, itu yang paling berat. Tapi kita sudah siapkan strategi khusus untuk laga besar,” pungkasnya.