JATIMTIMES – Kabar menggembirakan datang dari dunia pelestarian budaya di Kota Malang. Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang berencana mengeluarkan sekitar 20 arca kuno, termasuk Ganesha dan tokoh-tokoh dewa lainnya, dari tempat penyimpanan (storage) untuk dipamerkan ke publik.
Langkah ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Malang, Juli Handayani, S.E., M.M., dalam seminar yang digelar di Museum Mpu Purwa, Selasa (18/6/2025). Seminar ini menjadi bagian dari program tahunan yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik, dan dihadiri sekitar 200 guru dari berbagai jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta, yang dibagi dalam dua hari pelaksanaan.
Baca Juga : Seminar Koleksi Museum Mpu Purwa 2025: Upaya Menghidupkan Warisan Arkeologi yang Lama Tersimpan
Selama ini, arca-arca tersebut hanya disimpan di gudang karena keterbatasan ruang pamer. Namun, tahun ini Disdikbud Kota Malang berencana menempatkannya di lantai dua Museum Mpu Purwa. Juli menyebutkan, “Kurang lebih ada 20 koleksi arca yang belum pernah dipublikasikan. Insya Allah tahun ini akan kita tampilkan di lantai dua museum.”

Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dari koleksi itu dibawa secara bergiliran dalam program museum keliling, namun tak pernah benar-benar menetap di ruang pamer museum. Kini, rencana tersebut mendapat angin segar dengan penyiapan ruang khusus.
Untuk itu, melalui Seminar Koleksi Museum Mpu Purwa yang digelar Disdikbud ini, bukan hanya ajang presentasi koleksi, tapi juga sarana sharing dan pengenalan atau juga edukasi bagi para guru. Dengan harapan, ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dapat diteruskan kepada para siswa di sekolah masing-masing. Apalagi, ini sejalan dengan semangat pelestarian budaya di era modern. Bukan hanya sebatas mengenang masa lalu, namun menjadikannya bagian dari identitas dan kebanggaan kolektif.
“Lewat seminar ini, kami ingin menggugah kesadaran guru-guru untuk ikut melestarikan budaya bangsa. Apa yang mereka dapatkan di sini bisa ditularkan ke murid-muridnya agar generasi muda lebih mencintai peninggalan leluhur,” terang Juli.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, S.E., M.M., menambahkan, bahwa masih banyak koleksi di Museum Mpu Purwa yang belum tersentuh perhatian publik. Ia menjelaskan bahwa melalui forum seminar bersama para narasumber dan guru, pihaknya berupaya mengkaji lebih dalam koleksi-koleksi tersembunyi tersebut. “Setelah proses diskusi dan pembahasan, koleksi akan kami kurasi terlebih dahulu sebelum diperkenalkan ke masyarakat secara bertahap,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa benda-benda tersebut bukan hanya berusia tua, tapi juga sarat makna historis. “Benda-benda ini sangat kuno dan memiliki keaslian yang tinggi. Harapannya, generasi muda bisa lebih mengenal, memahami, dan menghargai warisan budaya yang luar biasa ini,” pungkas Suwarjana.
Sementara itu, salah satu arca paling menonjol dalam koleksi yang akan dipamerkan adalah Arca Ganesha. Dalam paparannya pada Seminar Koleksi Museum Mpu Purwa, salah satu pakar, yakni Nona Nur Medina, S.M., M.SM., menjelaskan bahwa Ganesha bukan sekadar patung batu, melainkan simbol spiritual dengan makna mendalam dalam ajaran Hindu.
Baca Juga : Buka Bojonegoro Wastra Batik Festival, Ini Harapan Bupati Setyo Wahono
“Nama Ganesha berasal dari kata Gana (kelompok/pasukan) dan Isya (penguasa). Ganesha adalah pemimpin para Gana, pasukan pengikut Dewa Siwa, dan karena itu juga disebut Gana Pati,” jelasnya.
Lebih jauh, Nur Medina memaparkan tiga peran utama Ganesha dalam tradisi Hindu. Pertama adalah sebagai penghilang rintangan. Ganesha dikenal sebagai Dewa yang menyingkirkan segala halangan, sehingga kerap diposisikan di pintu masuk rumah atau tempat usaha. Ia dipercaya membawa perlindungan dan kelancaran.
Kedua, Ganesha menjadi pelindung ilmu pengetahuan dan seni. Sebagai simbol kebijaksanaan, Ganesha sering diasosiasikan dengan dunia pendidikan. Tak jarang, lambang Ganesha digunakan sebagai simbol lembaga pendidikan karena diyakini membawa keberkahan dalam belajar dan berkarya.
Dan yang ketiga adalah pembawa keberuntungan dan kemakmuran. Dalam representasinya, Ganesha digambarkan membawa perhiasan dan benda berharga. Hal ini melambangkan keberuntungan dan kemakmuran, menjadikannya salah satu dewa paling dipuja dalam konteks bisnis dan kesejahteraan. Di beberapa wilayah, seperti Bali, Ganesha bahkan dipuja dalam upacara sebelum pelaksanaan ritual penting untuk memohon kelancaran.