free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Wapres Gibran Sowan ke Gus Iqdam: Merajut Kolaborasi Pemerintah dan Pesantren

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka berbincang hangat dengan Gus Iqdam, pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, saat bersilaturahmi di Blitar, Selasa malam (17/6/2025). Kunjungan tersebut disambut antusias para santri dan menjadi momentum penguatan kolaborasi antara pemerintah dan kalangan pesantren.

JATIMTIMES - Dalam suasana malam yang khusyuk dan penuh nuansa religius, Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka menyambangi Majelis Ta'lim Sabilu Taubah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa malam (17/6/2025). Kunjungan ini menjadi momen yang bukan hanya sarat makna spiritual, tetapi juga simbol jembatan komunikasi antara pemerintah pusat dan komunitas pesantren.

Gibran tiba sekitar pukul 20.00 WIB mengenakan batik cokelat dan peci hitam. Ia langsung disambut hangat oleh pendiri majelis, Muhammad Iqdam Kholid atau akrab disapa Gus Iqdam. Suara salawat para santri menggema mengiringi kedatangan Gibran, menciptakan suasana penuh takzim.

Baca Juga : Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki‑Laki: Dari Meletus hingga Status Awas

 Di tengah semarak kibaran bendera Merah Putih ukuran kecil yang dibawa para santri, Gibran berjalan menyapa satu per satu hadirin yang sudah menunggunya.

Pertemuan berlangsung tertutup di salah satu ruangan utama pondok selama kurang lebih satu jam. Meski isi pembicaraan tidak dipublikasikan, suasana hangat tampak mewarnai interaksi keduanya. 

Usai pertemuan, Gibran menyampaikan rasa syukurnya dapat kembali bertemu dengan Gus Iqdam. Menurut dia, silaturahmi itu sudah direncanakan sejak lama dan menjadi keharusan sebelum memulai agenda kunjungan kerja di Blitar.

"Sudah lama sekali tidak berjumpa, mungkin lebih dari satu tahun sejak saya masih wali kota Solo," ucap Gibran kepada awak media. 

Ia menambahkan, kunjungan ini bukan sekadar seremonial, tetapi bentuk penghargaan terhadap peran ulama dan pesantren dalam pembangunan bangsa.

Gibran juga menyampaikan harapannya agar ke depan, kolaborasi antara pemerintah dan lembaga pesantren bisa terjalin lebih erat. Menurut dia, pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa, membangun moralitas publik, serta menjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah dinamika zaman.

“Ini semoga Gus Iqdam sehat selalu dan nanti ke depan antara pemerintah dan pondok bisa saling berkolaborasi,” ujarnya. Ia juga mengisyaratkan pentingnya menjadikan pesantren sebagai mitra strategis dalam menyukseskan program pembangunan, khususnya di bidang pendidikan karakter dan pemberdayaan masyarakat.

Gus Iqdam sendiri menyambut baik kedatangan Gibran. Ia mengaku sempat merasa canggung saat menyambut Gibran yang kini telah menjabat sebagai wakil presiden RI. Menurut dia, pertemuan terakhir mereka terjadi ketika Gibran masih menjabat sebagai wali kota Solo, dan perubahan status tersebut membuat suasana emosional terasa berbeda.

Baca Juga : Wabup Lathifah Koordinasi Langsung Percepatan Pembangunan di Kabupaten Malang dengan Wapres Gibran

“Keadaannya canggung ini tadi, karena dulu bertemu beliau masih wali kota, hari ini sudah jadi wapres. Masya Allah, luar biasa,” ujar Gus Iqdam dengan mata berbinar.

Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang turut mendampingi Gibran sepanjang acara. Kehadiran Khofifah menegaskan bahwa kunjungan ini tidak hanya menjadi agenda personal, tetapi bagian dari sinergi antar-tingkat pemerintahan dalam menjalin komunikasi dengan elemen-elemen strategis masyarakat.

Sowan ke tokoh agama seperti ini merupakan langkah simbolik yang penting. Dalam konteks Jawa Timur yang dikenal sebagai basis pesantren terbesar di Indonesia, kunjungan Gibran ke Gus Iqdam menjadi bagian dari strategi merangkul kekuatan sipil keagamaan guna mendukung stabilitas nasional dan pembangunan sosial ke depan.

Dengan mengedepankan pendekatan kultural dan komunikasi langsung, pemerintah menunjukkan komitmennya dalam membangun sinergi dengan kalangan pesantren. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi pesantren sebagai mitra sejajar dalam membangun bangsa, bukan sekadar objek kebijakan.

Kunjungan malam itu pun ditutup dengan suasana penuh kehangatan. Tak ada seremoni formal, tak ada pidato panjang, hanya dialog dan tatap muka yang sarat makna. Sebuah pertemuan yang sederhana, namun menyimpan potensi besar bagi arah baru kolaborasi antara pemerintah dan pesantren.