free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Inisiasi Program GoodDrop, Djoko Prihatin Ajak Warga Tukar Minyak Jelantah dapat Sayur

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
PKK Kelurahan Mojolangu dan Lowokwaru, Kota Malang foto bersama dengan anggota DPRD Kota Malang, Djoko Prihatin dan Hendi Suryo Leksono dari HIPMI Malang untuk merealisasikan program GoodDrop. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Warga di Kelurahan Mojolangu dan Lowokwaru, Kota Malang, tengah ramai membicarakan program baru yang unik sekaligus bermanfaat. Namanya GoodDrop, program ini memungkinkan warga menukar minyak jelantah rumah tangga dengan minyak baru atau sayuran segar.

GoodDrop resmi diluncurkan pada 14 dan 15 Juni 2025. Di balik gagasan ini, ada nama Djoko Prihatin, anggota DPRD Kota Malang dari Partai Golkar, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi A sekaligus Ketua Kadin Malang.

Baca Juga : Pemkot Surabaya Sudah Terapkan Sekolah Tanpa PR dan Masuk Pagi Sejak 2022

“Ini adalah manifestasi karya saya tak hanya sebagai kader partai Golongan Karya, namun juga wakil rakyat, dan lebih dari itu adalah rakyat membantu rakyat,” kata Djoko saat peluncuran program.

Foto bersama anggota DPRD Kota Malang, Djoko Prihatin, Hendi Suryo Leksono dari HIPMI Malang dan tim Capunglam, komunitas mahasiswa UB yang aktif dalam isu lingkungan. (Foto: istimewa)

Foto bersama anggota DPRD Kota Malang, Djoko Prihatin, Hendi Suryo Leksono dari HIPMI Malang dan tim Capunglam, komunitas mahasiswa UB yang aktif dalam isu lingkungan. (Foto: istimewa)

Selain sebagai solusi limbah, GoodDrop juga menjadi jawaban atas tantangan ekonomi rumah tangga. Djoko menjelaskan, kebiasaan membuang minyak jelantah ke saluran air bisa merusak lingkungan. Lewat GoodDrop, minyak itu bisa ditukar jadi kebutuhan dapur.

“Karena tentunya, warga akan diuntungkan. Skemanya adalah minyak jelantah atau limbah yang tentunya sehari-hari dihasilkan hanya perlu ditukarkan ke depo yang tersedia untuk mendapatkan minyak bersih baru atau sayur,” jelasnya.

PKK Kelurahan Mojolangu dan Lowokwaru, Kota Malang foto bersama dengan anggota DPRD Kota Malang, Djoko Prihatin dan Hendi Suryo Leksono dari HIPMI Malang untuk merealisasikan program GoodDrop. (Foto: istimewa)

PKK Kelurahan Mojolangu dan Lowokwaru, Kota Malang foto bersama dengan anggota DPRD Kota Malang, Djoko Prihatin dan Hendi Suryo Leksono dari HIPMI Malang untuk merealisasikan program GoodDrop. (Foto: istimewa)

Program ini juga melibatkan berbagai pihak. Djoko menggandeng Hendi Suryo Leksono dari HIPMI Malang serta mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam tim Capunglam, komunitas yang aktif dalam isu lingkungan.

Salah satu hal yang membuat warga tertarik adalah kemudahan dalam proses penukarannya. Warga tak perlu repot lagi memisahkan sisa gorengan atau menyaring minyak bekas, karena semuanya diterima.

“Kami menerima semua jenis minyak jelantah, entah itu bekas memasak ayam goreng, ikan teri, bahkan yang masih ada rabuk (sisa tepung)nya pun kami terima,” kata Djoko.

Baca Juga : Hamengkubuwana V dan Para Bayangannya: Rezim Pengampu dalam Sejarah Yogyakarta (1830–1834)

Pernyataan itu cukup menggambarkan bahwa program ini memang dirancang untuk memudahkan warga.

Momen foto bersama usai meluncurman

Momen foto bersama usai meluncurkan program GoodDrop untuk Kelurahan Mojolangu dan Lowokwaru, Kota Malang. (Foto: istimewa). 

Djoko menegaskan, GoodDrop akan diperluas ke semua kelurahan di Kota Malang. "Harapannya, lebih banyak warga bisa ikut berpartisipasi dan mendapat manfaat," harapnya. 

Saat ini, GoodDrop baru tersedia di dua titik, yakni Kelurahan Mojolangu dan Lowokwaru. Namun, dalam waktu dekat Djoko memastikan akan ada penambahan lokasi secara bertahap di kelurahan lain.

Warga yang ingin langsung menukar minyak jelantah bisa datang ke dua lokasi tersebut tanpa perlu prosedur yang rumit.

Djoko ingin GoodDrop tak berhenti hanya sebagai program, tapi jadi gerakan bersama. Jika terus berkembang, bukan tak mungkin Kota Malang bisa menjadi contoh nasional dalam pengelolaan limbah rumah tangga berbasis partisipasi warga.