JATIMTIMES - Di tengah konflik yang memanas antara Israel dan Iran, militer Israel ternyata merencanakan operasi untuk membunuh pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Rencana tersebut diungkap oleh seorang pejabat Gedung Putih kepada Asssociated Press (AP). Dalam pernyataannya, pejabat tersebut mengatakan militer Israel mengaku punya rencana kredibel untuk membunuh Khamenei. Namun rencana tersebut sudah diveto oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga : Kalender Jawa Weton Selasa Kliwon 17 Juni 2025: Karakter, Rezeki, hingga Jodoh
"Israel memberi tahu pemerintahan Trump dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka telah mengembangkan rencana yang kredibel untuk membunuh Khamenei. Setelah diberi pengarahan tentang rencana tersebut, Gedung Putih menjelaskan kepada pejabat Israel bahwa Trump menentang tindakan Israel tersebut," lapor AP.
Dari situlah, publik mulai penasaran dengan sosok Khamenei. Lantas siapa sebenarnya dia? Dan apa pengaruhnya untuk Iran dan AS?
Sosok Ayatollah Ali Khamenei
Dilansir dari berbagai sumber, Ayatollah Ali Khamenei adalah ulama sekaligus tokoh politik berpengaruh di Iran. Dikutip dari Khamenei.ir, Ali Khamenei lahir di kota suci Mashhad pada 19 April 1939. Ia adalah putra kedua Sayyed Javad Khamenei, ulama sederhana dan miskin yang mengajarkan keluarganya hidup sederhana dan rendah hati.
Ali Khamenei kecil menempuh pendidikan di maktab, sekolah dasar tradisional pada masa itu, untuk belajar alfabet dan Al-Qur'an. Setelah itu, dia pindah ke sekolah Islam untuk melanjutkan pendidikannya. Setelah lulus, ia melanjutkan studinya di seminari teologi di Mashhad.
Di sekolah agama Soleiman Khan dan Nawwab, Ali Khamenei belajar logika, filsafat, dan yurisprudensi Islam. Ia belajar di bawah pengawasan ayahnya dan bimbingan sejumlah ulama besar.
Ayatollah Ali Khamenei dalam Politik dan Revolusi Islam
Ide-ide Islam dan revolusioner Ayatollah Ali Khamenei muncul dan membara dalam jiwanya sejak usia 13 tahun. Kala itu, ia mendengarkan pidato berapi-api dari ulama pemberani, Nawwab Safavi, menentang kebijakan Shah yang anti-Islam dan licik, sebelum akhirnya ia menjadi martir rezim Shah.
Pada 1962, Ayatollah Ali Khamenei bergabung dalam barisan pengikut revolusioner Imam Khomenei--pemimpin politik Revolusi Islam Iran--menentang kebijakan rezim Shah yang dinilai pro-Amerika dan anti-Islam. Tanpa kenal takut, ia mendedikasikan dirinya di jalan ini selama 16 tahun hingga akhirnya rezim Shah jatuh.
Atas keberaniannya itu, Ali Khamenei mendapat kehormatan dari Imam Khomeini untuk misi membawa pesan rahasia Ayatollah Milani dan ulama lainnya terkait cara dan taktik mengungkap sifat rezim Shah.
Dalam perjalanan hidupnya untuk revolusi Islam, Ayatollah Ali Khamenei menjalani penangkapan dan pengasingan. Dia ditahan di "Penjara Gabungan Polisi-SAVAK" di Teheran selama berbulan-bulan. Setelah bebas, dia dilarang memberikan ceramah atau mengadakan kelas-kelas.
Ayatollah Ali Khamenei juga diasingkan selama tiga tahun karena aktivitas rahasianya terendus oleh SAVAK. Setelah bebas, ia terus konsisten melanjutkan kegiatan politik-keagamaan, terlibat dalam demonstrasi massal di seluruh Iran.
Kemenangan Revolusi Islam Iran
Hampir 15 tahun, Ayatollah Ali Khamenei menjalani segala penderitaan hingga akhirnya rezim tirani Pahlavi jatuh dan Republik Islam di Iran bangkit. Sesaat sebelum kemenangan Revolusi Islam pada 11 Februari 1979 dan kembalinya Imam Khomeini ke Iran, Ayatollah Ali Khamenei diangkat sebagai anggota Dewan Revolusi Islam bersama tokoh-tokoh penting lainnya.
Jasa-jasa Ayatollah Ali Khamenei untuk Republik Islam
Ayatollah Ali Khamenei menjabat posisi penting di Republik Islam Iran hingga kini menjadi pemimpin tertinggi Iran. Berikut di antaranya:
• Anggota pendiri Partai Republik Islam
• Wakil Menteri Pertahanan
• Pengawas Garda Revolusi Islam
• Imam Salat Jumat di Teheran
• Anggota parlemen Teheran
• Wakil Imam Khomeini di Dewan Tinggi Pertahanan
• Garda terdepan perang yang dipaksakan Irak
• Presiden Republik Islam Iran (dua periode yang berbeda)
• Ketua Dewan kebudayaan Revolusi
• Presiden Dewan Kebijaksanaan
• Pemimpin Republik Islam Iran setelah wafatnya Imam Khomeini
• Ketua Komite Revisi Konstitusi.
Tak hanya mengemban sejumlah amanah penting dalam Republik Islam, Ayatollah Ali Khamenei juga menghabiskan waktunya untuk menuangkan pemikirannya dalam berbagai karya tulis. Mulai dari Pemikiran Islam dalam Al-Qur'an, Persatuan dan Partai Politik, Perjuangan Para Imam Syiah (AS), hingga Kumpulan Pidato dan Pesan berjilid-jilid.