JATIMTIMES - Hari ini, Kamis 15 Mei 2025, dalam penanggalan Jawa bertemu dengan pasaran Pahing. Berdasarkan perhitungan Jawa, tanggal ini bertepatan dengan 17 Dulkangidah 1958, berada di Tahun Je, Windu Sancaya, dan Wuku Mandhasiya.
Dilansir dari kanal YouTube Mbah Kober 102, yang rutin membahas kalender Jawa dan filosofi weton setiap harinya, dalam hitungan weton, Kamis Pahing memiliki jumlah neptu 17 (Kamis=8, Pahing=9). Orang yang lahir pada weton ini dikenal sebagai sosok ambisius, selalu ingin berkembang, dan senang berbagi ilmu atau memberi pencerahan kepada orang lain.
Namun di balik semangatnya yang besar, pemilik weton Kamis Pahing juga dikenal memiliki sisi tajam dalam perkataan. Tak jarang, mereka tanpa sadar kerap menyinggung perasaan orang lain karena sikapnya yang terlalu blak-blakan.
Pangarasan Kamis Pahing jatuh pada Lakuning Bumi. Ini menggambarkan watak seseorang yang pemurah, senang memberi, dan punya naluri kuat untuk melindungi orang-orang di sekitarnya. Seperti Bumi yang menyangga kehidupan, mereka dikenal sebagai sosok peneduh dan penolong.
Pancasuda weton Kamis Pahing disebut Lebu Katiyup Angin, yang berarti "debu yang ditiup angin". Filosofinya, orang dengan weton ini sering menghadapi tantangan dalam meraih cita-cita. Keinginan yang besar tidak selalu sejalan dengan hasil yang mudah diraih. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk lebih tekun dan sungguh-sungguh dalam berusaha agar tujuan hidupnya tercapai.
Wuku Mandhasiya dalam Kamis Pahing di bawah naungan Bathara Brama menggambarkan watak keras dan disiplin. Pemilik wuku ini dikenal tidak mudah memaafkan kesalahan orang lain. Jika sudah tersulut emosi, kemarahannya sulit dibendung.
Dari sisi simbolik, Wuku Mandhasiya diasosiasikan dengan Gedhong terkunci di depan. Artinya sosok yang hemat dan selektif dalam berbagi, sering memberi dengan menunjukkan sisi kebanggaannya.
Sementara itu, pohon asam perlambangan orang yang bisa menjadi pelindung dan penyejuk bagi mereka yang kesusahan.
Sedangkan burung platuk bawang di Kamis Pahing simbol watak keras, pekerja keras, namun tetap memiliki sisi welas asih.
Batu hitam di bawah pohon besar adalah melambangkan kesabaran luar biasa, namun jika marah bisa sangat meledak-ledak.
Di sisi lain, wuku ini juga mengingatkan akan potensi bahaya seperti diganggu orang iseng atau celaka karena binatang bertaring. Karena itu, masyarakat Jawa meyakini selama tujuh hari di Wuku Mandhasiya, sebaiknya menghindari aktivitas seperti menggali tanah atau pekerjaan berat di bawah tanah.
Khusus untuk Kamis Pahing di Wuku Mandhasiya seperti hari ini, diyakini sebagai hari yang membawa keberkahan (rahayu). Hari ini dianggap baik untuk melakukan transaksi jual beli. Baik penjual maupun pembeli diyakini akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan sama-sama diuntungkan.
Kalender Jawa Kamis 15 Mei 2025: Weton, Watak, dan Ramalan Lengkap
Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy
admin
1 min read
